Pembunuhan Antara Benci dan Kepepet

Pembunuhan Antara Benci dan Kepepet

ILUSTRASI Pembunuhan antara benci dan kepepet. Keponakan membunuh paman karena sering dibangunkan untuk mnejaga toko Madura 24 jam. -Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Pembunuhan ini semestinya tak perlu. Faisal Arifin, 23, dari Sumenep, Madura, diajak pamannya, AH, 31, ke Pamulang, Tangerang Selatan, yang punya toko kelontong buka 24 jam. Mereka jaga toko bergantian. Faisal sering tidur, maka sering dimarahi. Akhirnya Faisal membacok AH sampai mati.

KELONTONG buka 24 jam kini menggurita di Jabodetabek. Tersebar di banyak titik. Sepertinya, itu demi melawan bisnis ritel besar, jaringan Alfa dan Indomaret, yang buka pukul 07.00 sampai 22.00 WIB. 

Pada jam buka Alfa dan Indomaret itu, pastinya toko kelontong tradisional kalah daya saing. Kalah lengkap varian barang, kalah murah harga, juga kalah keren interior toko yang ber-AC. Maka, kelontong mengambil ceruk pasar dengan buka 24 jam. Supaya hidup.

BACA JUGA: Liku-Liku Polisi Ungkap Pembunuhan

BACA JUGA: Pembunuhan Sadis di Extended Family

Konsekuensi pemilik toko kelontong adalah menyediakan tenaga kerja yang semestinya tiga sif. Namun, kebanyakan toko kelontong dijaga pemilik sendiri dibantu seorang anggota keluarga. Atau cuma dua sif. Jika ditarik rata-rata, Setiap orang jaga toko 12 jam per hari. Akibatnya bisa dibayangkan, mereka kelelahan.

Itu terjadi di kasus ini. Di kasus penemuan mayat terbungkus sarung di Jalan H. Saleh, Blok D, Kelurahan Benda Baru, Pamulang, Tangsel, Sabtu pagi, 11 Mei 2024. Mayat itu ternyata AH. Polisi menyelidiki, dengan cepat menentukan tersangkanya Faisal. 

Setelah diinterogasi dikonfrontasi dengan aneka barang bukti, Faisal mengakui, ia membunuh pamannya karena sakit hati. Sering ketiduran dibangunkan untuk jaga toko.

BACA JUGA: Cegah Pembunuhan Karakter di Era Digital

BACA JUGA: Pembunuhan yang Sudah Lama, Korban pun Sudah Jadi Kerangka

Kasubdit Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Titus Yudho Ully dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya Selasa, 14 Mei 2024, menjelaskan konstruksi perkaranya. 

Faisal yang pengangguran di Sumenep diboyong pamannya, AH, ke Pamulang, Januari 2024. Tujuannya, membantu AH yang hidup sendirian, jaga toko kelontong milik AH. Faisal awalnya senang, dari menganggur diajak bekerja. Apalagi, toko itu milik paman sendiri.

Sebulan, dua bulan, tiga bulan, Faisal mulai merasa kelelahan jaga toko bergantian dengan AH. Faisal kepada polisi mengaku, pembagian jam kerja juga tidak adil, lebih banyak Faisal yang jaga toko karena ia pegawai.

BACA JUGA: CCTV Ungkap Pembunuhan Mahasiswi Universitas Negeri Malang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: