Pembunuhan Antara Benci dan Kepepet

Pembunuhan Antara Benci dan Kepepet

ILUSTRASI Pembunuhan antara benci dan kepepet. Keponakan membunuh paman karena sering dibangunkan untuk mnejaga toko Madura 24 jam. -Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Di toko, Faisal melihat AH tertidur pulas di bagian dalam toko. Faisal merenung. Ia belum melihat pemilik warung es di sebelah pulang dari salat. Maka, Faisal kembali lagi masuk warung es. Kali ini ia mencari golok ke semua penjuru warung. Ketemu. Ternyata tergeletak di bawah meja. Golok pun dibawanya balik ke toko kelontong.

Titus: ”Tersangka meletakkan golok itu di sela tumpukan tabung gas elpiji, barang jualan di toko itu. Golok diselipkan di sela-sela tabung. Tidak kelihatan, sepintas.”

Sampai jelang sore tidak terjadi apa-apa. Sampai AH bangun tidur dan giliran Faisal tidur. Sekitar pukul 15.30 WIB ada pembeli datang, sedangkan AH sedang makan mi ayam. Lalu, AH membangunkan Faisal. Dengan keras. Sebab, Faisal baru saja tidur pulas. 

Faisal mengusap mata, bangun, melayani pembeli rokok. Cuma beberapa menit, pembeli terlayani, lalu pembeli pergi. Saat itulah Faisal merogoh area tumpukan gas elpiji. Tanpa melihat, tangannya menyentuh gagang golok. Digenggamnya erat.

Faisal balik badan, menuju arah AH yang sedang duduk makan mi. Posisi duduk AH mengarah ke depan toko sehingga kini Faisal berhadapan dengan AH. Sebaliknya, pandangan AH mengarah ke mangkuk mi. 

Saat itulah Faisal mengayunkan golok. Bacokan menyamping dari pundak kiri AH ke kanan. Breesss…. 

AH langsung tumbang. Mangkuk mi terpental. Sisa mi berserakan di lantai. Sisa kuah mi bercampur darah membasahi lantai.

Dalam gerak cepat, Faisal mengayunkan golok lagi ke arah tubuh AH. Tiga bacokan lagi. Satu bacokan memutuskan jari tangan kanan AH, dua bacokan berikutnya menghajar leher, nyaris putus. AH kelojotan. Lalu, diam selamanya.

Faisal tercengang melihat pamannya mati. Lantas, dengan panik ia menyeret tubuh korban masuk ke bagian dalam toko. Mayat berdarah-darah itu ditutupi kasur lipat yang biasa mereka tiduri.

Dalam kepanikan, Faisal keluar toko, melongok ke seberang di warung soto Madura. Ternyata, Naedi sedang istirahat kerja. Ia makan roti donat di sebelah warung soto. Faisal menyeberang jalan, mendekati Naedi.

Titus: ”Faisal melapor ke Naedi bahwa AH sudah dibereskan. Lalu, reaksi tersangka NA (Naedi) tersenyum sambil mengacungkan jempol.”

Lantas, Faisal dan Naedi menuju toko kelontong. Faisal melanjutkan membereskan AH, sedangkan Naedi jaga toko, kalau-kalau ada pembeli. Faisal menyeret tubuh AH ke kamar mandi. Membersihkan darah dari tubuh korban sekaligus mencuci golok. Juga, mencuci kasur lipat yang juga berlumuran darah, lalu menjemurnya di halaman sebelah.

Mayat AH sudah dibungkus sarung yang biasa dipakai AH tidur.

Setelah semua beres, Faisal kembali ke bagian depan toko, menemui Naedi. 

Uniknya, Faisal ingat tugas AH bahwa ia harus kulakan beberapa barang yang habis. Di antaranya, rokok, minuman kemasan Good Day, dan mi instan. Lalu, Faisal minta tolong Naedi membelikan barang-barang itu, dengan uang dari laci toko. Lokasi kulakan di toko Agen 21 di wilayah Ciater, Tangerang Selatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: