Pembunuhan Antara Benci dan Kepepet

Pembunuhan Antara Benci dan Kepepet

ILUSTRASI Pembunuhan antara benci dan kepepet. Keponakan membunuh paman karena sering dibangunkan untuk mnejaga toko Madura 24 jam. -Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA: 2 Tahun, Pembunuhan Mahasiswi di Malang Terungkap

Titus: ”Tersangka mengaku ke penyidik bahwa ia sering dimarahi korban karena sering ketiduran saat giliran jaga toko.” 

Kamis, 9 Mei 2024, sekitar pukul 22.00 WIB, Faisal mendatangi Naedi, 26, pelayan warung soto Madura yang berada di seberang toko AH. Faisal dan Naedi ngobrol. Di situ Faisal curhat. Ia mengatakan sakit hati kepada pamannya karena sering dimarahi. Juga, dibangunkan paksa saat tidur.

Naedi menyambut cerita itu dengan datar, ”Kalau kamu tidak betah kerja di situ, ya pindah cari kerjaan lain.” 

Walaupun, sebenarnya Naedi juga benci kepada AH. Sebab, Naedi sering ditolak AH saat utang beli rokok atau kopi. AH menetapkan, semua pembelian harus dibayar kontan. Itu membuat Naedi benci AH.

BACA JUGA: Pembunuhan Sadis di Gresik

BACA JUGA: Korban Pembunuhan di Pemalang Berseragam Pramuka

Faisal yang perantauan tidak punya teman di Pamulang. Ia sehari-hari cuma jaga toko sehingga sulit mencari kerjaan lain. Faisal terus saja curhat ke Naedi. 

Lalu, Naedi memberikan alternatif. ”Kalau kamu memang benci kepada pamanmu, ya habisi saja ia. Maka, urusan selesai.”

Saran itu dipikirkan Faisal. Ia menimbang-nimbang, antara benci dan kekerabatan ia dengan AH. Di saat Faisal mikir, Naedi memberikan ide. ”Di warung es kelapa itu selalu ada golok pemotong kelapa. Pakai itu aja,” ujar Naedi seperti ditirukan penyidik.

Warung es kelapa berada persis di sebelah toko kelontong AH. Faisal pun tahu bahwa sehari-hari ada golok besar pemotong kelapa di sana. Ucapan Naedi itu seolah menggugah semangatnya melampiaskan benci. Tapi, malam itu Faisal tidak mengucapkan apa-apa ke Naedi.

Jumat, 10 Mei 2024, sekitar pukul 04.30 WIB, Faisal dibangnkan dari tidur secara paksa oleh AH. Sebab, AH sudah jaga toko semalaman dan kini giliran Faisal yang jaga toko.

AKBP Titus: ”Menurut pengakuan tersangka, korban membangunkan secara kasar. Dengan cara menarik sarung tersangka FA dan mengatakan dalam bahasa Madura, yang artinya, ’Kalau kamu tidur-tidur saja di sini, mending kamu nggak usah kerja. Kamu balik lagi ke kampung saja’.”

Faisal pun bangun. Dengan kesal, ia jaga toko. Tidak bicara lagi dengan AH. sampai siang.

Jumat tengah hari, 10 Mei 2024. AH tidur. Faisal mendatangi warung es kelapa di sebelah. Warung itu terbuka, tapi kosong. Pemiliknya sedang salat Jumat di masjid. Faisal masuk, mencari golok. Dicari dengan tergesa-gesa. Golok tidak ketemu. Faisal balik lagi ke toko kelontong. Takut ketahuan pemilik warung es.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: