Apartemen di Tangsel Jadi Tempat Produksi Narkoba

Apartemen di Tangsel Jadi Tempat Produksi Narkoba

Kapolres Tangsel AKBP Ibnu Bagus Santoso menunjukkan sejumlah tersangka dan barang bukti atas hasil pengungkapan produksi narkoba.-JPNN-

HARIAN DISWAY - Apartemen Treepark, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, dijadikan tempat produksi narkoba jenis tembakau sintetis. "Dalam penggerebekan ini kami menangkap tiga pelaku berinisial AF, MR, dan MA dengan barang bukti sebanyak 24 kilogram tembakau sintetis," kata Kapolres Tangsel AKBP Ibnu Bagus Santoso, Kamis, 16 Mei 2024. 

Dia mengatakan pengungkapan itu bermula saat penangkapan pelaku AF dan MR saat mengedarkan narkoba di Jalan Sunburts, Serpong, Tangsel.  "Berdasarkan keterangan kedua pelaku, jika barang tersebut didapati dari pelaku MA yang diproduksi di Apartemen Treepark, Tangsel," katanya. 

Setelah mendapati informasi dari para tersangka, pihaknya kemudian melakukan penggeledahan ke salah satu apartemen. Penyidik menemukan adanya kegiatan produksi narkoba jenis tembakau sintetis di dalam apartemen tersebut. 

"Kami berhasil menyita 24 kilogram narkoba jenis tembakau sintetis di apartemen itu. Dalam satu kamar itu dipakai sebagai laboratorium dan tempat produksinya. Satu pelaku MA ditangkap yang berperan sebagai koki," ujarnya.

BACA JUGA:Geger Home Industry Narkoba di Malang

BACA JUGA:Ada Pabrik Narkoba Dikelola WNA di Bali

Dalam hal tersebut, anggota Polres Tangsel langsung melakukan penyitaan terhadap bahan baku dan alat produksi narkoba tersebut. "Kami pun menyita alat baku pembuatan tembakau sintetis, alat memasak, hingga bermacam-macam bahan kimia," tuturnya. 

Berdasarkan keterangan tersangka, jika barang haram tersebut telah diproduksinya sejak Desember 2023. Mereka melakukan itu atas perintah seseorang berinisial D yang telah ditetapkan menjadi daftar pencarian orang (DPO). Atas perbuatannya, para pelaku dijerat Pasal 114 ayat (2) subs 112 ayat (2) subs 113 ayat (2) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 209 tentang Narkotika, dengan ancaman hukuman penjara seumur hidup. 

"MA dibayar Rp 15 juta untuk menjadi koki. Jadi, ini jaringan antarprovinsi. Mereka mengedarkannya ke Jakarta, Tangsel, wilayah Jawa, dan Sumatera. Mereka juga melakukan penjualan melalui media sosial," ungkap dia. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: