Israel dan Hamas Masih Baku Hantam, Qatar Ragu Gencatan Senjata Bisa Terwujud Dalam Waktu Dekat
Warga Palestina berkumpul di lokasi serangan Israel di sebuah kamp untuk pengungsi internal di Rafah pada 27 Mei 2024.-Eyad BABA-AFP
HARIAN DISWAY - Negara mediator Qatar menyebutkan bahwa konflik bersenjata antara Israel dan Hamas dapat berimbas pada pembicaraan mengenai kesepakatan gencatan senjata.
Pembicaraan kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas telah diupayakan sejak awal bulan ini, dengan bantuan mediasi oleh Qatar, Amerika Serikat dan Mesir.
Serangkaian pertemuan juga telah diikuti, baik oleh pihak Israel maupun pihak Hamas.
Meski demikian, upaya ini menemui berbagai hambatan lantaran kedua belah pihak yang beberapa kali meluncurkan serangan terhadap wilayah satu sama lain.
Pembahasan gencatan senjata sendiri sempat terhambat oleh peristiwa pada awal bulan ini ketika Israel mengevakuasi Rafah beberapa kali sebelum akhirnya melakukan penyerangan balasan untuk Hamas.
Hingga kemudian pada Minggu, 26 Mei 2024 kemarin, militer Israel kembali meluncurkan serangan balasan terhadap Hamas, yang jatuh di wilayah barat laut Rafah.
Dilansir dari AFP, serangan udara militer Israel tersebut menghantam daerah pusat pengungsian hingga memicu kebakaran di tenda-tenda pengungsi, yang mengakibatkan munculnya korban jiwa.
Atas insiden ini, Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan bahwa penyerangan ini dapat menghambat pembicaraan lanjutan mengenai kesepakatan gencatan senjata serta pembebasan sandera.
"kekhawatiran bahwa pemboman itu akan mempersulit upaya mediasi yang sedang berlangsung dan menghambat tercapainya kesepakatan untuk gencatan senjata segera dan permanen". ungkap kemenlu Qatar.
Pihak Qatar juga menyatakan telah mengutuk Israel atas pemboman di daerah pengungsian sebagai "pelanggaran berbahaya terhadap hukum internasional".
Selain itu, kemenlu Qatar juga meminta masyarakat internasional untuk mengambil tindakan pencegahan sebelum Israel "Secara paksa menggusur (Palestina) dari kota, yang telah menjadi tempat perlindungan terakhir bagi ratusan ribu (orang)". (Hayu Anindya Azzahra)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: