19 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Kemarau, Sejumlah Wilayah Ini Berpotensi Alami Kekeringan

19 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Kemarau, Sejumlah Wilayah Ini Berpotensi Alami Kekeringan

Perkembangan awal musim kemarau 2024 dari total 699 zona musim di Indonesia. --BMKG

HARIAN DISWAY - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat sebanyak 130 zona musim (ZOM) dari total 699 ZOM atau sekitar 19 persen wilayah di Indonesia telah memasuki musim kemarau 2024.

“Saat ini sebagian wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau, yaitu 19 persen dari zona musim,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam jumpa pers secara daring dalam Selasa, 28 Mei 2024.

Wilayah yang telah memasuki musim kemarau tersebut meliputi Aceh, Sumatera Utara, Riau, pesisir utara dan selatan Pulau Jawa, Bali bagian selatan, NTB dan sebagian NTT.

BACA JUGA:Gelombang Panas Berkecamuk di Asia, BMKG Paparkan 3 Faktor Penyebabnya

Data tersebut berdasarkan hasil monitoring BMKG terhadap perkembangan Musim Kemarau 2024 di Indonesia.

BMKG memperkirakan puncak kemarau dengan potensi kekeringan lahan akan terjadi pada periode bulan Juni-September 2024.

Selain itu, sebagian besar wilayah Indonesia juga akan alami hari tanpa hujan (HTH) yang berpotensi menimbulkan kekeringan.

BACA JUGA:Kemarau Landa 8 Persen Wilayah Indonesia, Suhu Panas Maksimum Hampir Mencapai 38°C

HTH ini terjadi di Pulau Jawa, Bali, NTB, NTT dan sebagian Sulawesi Selatan, serta akan didominasi dengan HTH kategori sangat panjang dengan periode waktu sekitar 31 hingga 60 hari.

Dwikorita menyebutkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pun masih berpotensi terjadi di wilayah Sumatera dan Kalimantan.

Untuk itu, BMKG menghimbau pemerintah daerah, lembaga dan institusi yang berwenang untuk melakukan pencegahan kekeringan dan karhutla.

BACA JUGA:Cuaca Panas dan Kering di Tanah Suci, Ini Beberapa Tips Untuk Mencegah Dehidrasi Bagi Jamaah Haji

Diantaranya dengan melakukan pengisian waduk, membasahi lahan dan hutan rawan kebakaran, serta mengoptimalkan penampungan air hujan.

Dwikorita juga menghimbau masyarakat untuk tidak melakukan kegiatan yang berpotensi memicu api.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: