Netanyahu Akui Serangannya Sebagai Kesalahan Tragis, PBB: Pengakuan Tak Berarti!

Netanyahu Akui Serangannya Sebagai Kesalahan Tragis, PBB: Pengakuan Tak Berarti!

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memimpin rapat kabinet di Kirya, yang menampung Kementerian Pertahanan Israel, di Tel Aviv pada 31 Desember 2023.-ABIR SULTAN- POOL / AFP

HARIAN DISWAY - Netanyahu akhirnya buka suara terkait penyerangan udara yang dilakukan militer Israel pada hari Minggu, 26 Mei 2024 lalu.

Serangan udara yang dijatuhkan di area pengungsian ini memicu kebakaran di tenda-tenda penduduk.

Menurut keterangan yang diberikan oleh pejabat Palestina, kebakaran ini menewaskan sejumlah 45 korban jiwa.

Merespon insiden tersebut, pihak militer Israel kemudian angkat bicara dan memberikan penjelasan atas peristiwa penyerangan yang mengakibatkan hangusnya tenda-tenda pengungsi tersebut.

BACA JUGA:Israel Serang Pusat Pengungsian Rafah, Sekjen PBB Buka Suara: Kengerian Ini Harus Dihentikan

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memaparkan bahwa insiden tersebut merupakan sebuah kesalahan tragis dari penyerangan yang ditujukan untuk Hamas.

“Di Rafah, kami telah mengevakuasi sekitar 1 juta warga non-kombatan dan meskipun kami berupaya semaksimal mungkin untuk tidak menyakiti warga non-kombatan, sayangnya ada sesuatu yang tidak beres secara tragis” ujar Netanyahu.

Juru bicara tentara Israel Daniel Hagari menambahkan bahwa senjata yang digunakan untuk meluncurkan penyerangan pada hari Minggu “tidak mungkin” memicu kebakaran di kamp pengungsian.

BACA JUGA:Serangan Udara di Kamp Pengungsian Rafah Tewaskan 21 Warga Palestina, Israel Enggak Ngaku

"Amunisi kami sendiri tidak bisa menyalakan api sebesar ini,"  tutur Hagari.

Seperti yang dikutip dari AFP, pihak militer Israel mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan penyelidikan lebih lanjut mengenai laporan terjadinya insiden kebakaran tersebut.

Sementara itu, Kepala Kemanusiaan PBB Martin Griffiths menuturkan bahwa serangan udara yang diluncurkan Israel memiliki konsekuensi “yang sama sekali tidak dapat diterima”

BACA JUGA:Israel dan Hamas Masih Baku Hantam, Qatar Ragu Gencatan Senjata Bisa Terwujud Dalam Waktu Dekat

"Menyebutnya 'kesalahan' adalah pesan yang tidak berarti apa-apa bagi mereka yang terbunuh, mereka yang berduka, dan mereka yang berusaha menyelamatkan nyawa," pungkasnya.  (Hayu Anindya Azzahra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: