Bombardir Selatan Gaza, Israel Berhasil Ambil Alih Jalur Perbatasan Palestina-Mesir
tank tentara Israel selama operasi militer di sekitar Jabalia di Jalur Gaza utara, di tengah konflik antara Israel dan Hamas pada 30 Mei 2024.-Israeli Army-AFP
HARIAN DISWAY - Militer Israel yang berada di wilayah selatan Gaza telah menguasai wilayah tersebut dengan menggunakan tembakan artileri untuk memukul mundur Hamas.
Penyerangan yang dilakukan militer Israel di wilayah Rafah sebenarnya telah mendapatkan kecaman serta keberatan internasional, mengingat seluruh warga sipil Palestina berlindung disana.
Juru bicara militer Laksamana Muda Daniel Hagari mengumumkan bahwa Israel telah mengambil alih “kendali operasional” atas koridor strategis di perbatasan wilayah Palestina dan Mesir.
BACA JUGA: Prancis Nyatakan Siap Akui Palestina, Tapi Minta Hubungan Dengan Israel Diperbaiki
Atas keberhasilan Israel tersebut, Hagari mengungkapkan bahwa pihaknya “menemukan sekitar 20 terowongan” dari wilayah perbatasan tersebut.
Selain itu, pihak militer Israel mengaku telah menemukan sejumlah persenjataan hingga bahan peledak di sekitar wilayah Rafah.
Dalam keterangan yang diberikan militer Israel pada hari Kamis, 30 Mei 2024, pihak militer telah menyerang lebih dari 50 sasaran di Gaza, serta memerangi Hamas di Jabalia.
BACA JUGA: Netanyahu Akui Serangannya Sebagai Kesalahan Tragis, PBB: Pengakuan Tak Berarti!
Dikutip dari AFP, pasukan militer Israel telah mengambil alih koridor Philadelphi di perbatasan Gaza-Mesir pada hari Rabu, 29 Mei 2024.
Koridor dengan panjang sekitar 14 kilometer tersebut diyakini pihak Israel telah dipergunakan untuk menyelundupkan sejumlah persenjataaan Hamas.
Sementara itu, Mesir sebagai mediator konflik menolak tuduhan Israel atas penemuan terowongan sebagai penyaluran senjata di wilayah perbatasan. Dilansir dari Al-Qahera news, seorang pejabat Mesir turut mengomentari tindakan Israel tersebut.
BACA JUGA: Israel Serang Pusat Pengungsian Rafah, Sekjen PBB Buka Suara: Kengerian Ini Harus Dihentikan
"Israel menggunakan tuduhan ini untuk membenarkan melanjutkan operasi di kota Palestina Rafah dan memperpanjang perang untuk tujuan politik,” tutur sumber itu.
Para pejabat mesir lainnya mengatakan bahwa perebutan koridor Philadelphi di perbatasan dapat melanggar kesepakatan perdamaian kedua negara pada tahun 1979.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: