Populasi Jepang Makin Kritis, Angka Kesuburan di Titik Terendah
SEPASANG SUAMI-ISTRI berswafoto bersama anjing mereka di bawah pohon Sakura di Prefektur Shizuoka, 20 Februari 2024. Makin banyak pasangan Jepang yang memilih tidak punya anak.-Philip Fong-AFP-
Calon pengguna juga diminta mengisikan sifat-sifat yang diinginkan dari seseorang untuk menjadi pasangan di masa depan.
“Berdasar sifat yang Anda masukkan, AI akan memperkenalkan Anda pada orang yang cocok. Tetapi, hal-hal yang tidak bisa terukur akan membawa Anda pada pertemuan yang tidak terduga,’’ tulis situs tersebut.
BACA JUGA : Lindungi Geisha, Jepang Larang Turis Memotret
Faktanya, kaum muda di Jepang sulit mencari teman kencan. Sampai-sampai, orang tua mereka yang mencarikan jodoh untuk anak-anak mereka.
“Pernikahan adalah keputusan yang didasarkan pada nilai-nilai seseorang, tetapi Pemerintah Metropolitan Tokyo bekerja untuk membangun momentum bagi pernikahan sehingga mereka yang ingin menikah bisa segera mengambil langkah pertama,’’ tulis situs aplikasi kencan itu.
Pengguna harus lajang, berusia di atas 18 tahun, siap menikah, dan tinggal di Tokyo.
“Kami berharap Anda yang ingin menikah akan memikirkan makna menjadi pasangan yang sesungguhnya,’’ tulisnya.
Aplikasi kencan itu bahkan menarik perhatian Elon Musk, pemilik X. Ia bahkan sampai berkicau di aplikasi yang dulunya bernama Twitter tersebut. ’’Saya senang pemerintah Jepang mengakui pentingnya masalah populasi itu. Jika tidak ada tindakan radikal, Jepang dan banyak negara lainnya akan lenyap,’’ tulisnya sebagaimana dikutip oleh CNN.
Tetapi, para ahli yang diwawancarai oleh CNN mengatakan bahwa kepunahan itu tidak akan terjadi. Jepang—dan negara-negara lain—akan sampai pada tingkat kesuburan pada sebuah titik yang stabil. Dan negara itu akan menyesuaikan diri.
Jepang mungkin akan terlihat berbeda. Tetapi, komposisi demografisnya tidak akan hilang begitu saja atau berubah dengan sangat drastis. (Doan Widhiandono)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: