Pemenang Surabaya Tourism Award 2024 (7): Pura Agung Jagat Karana Simbol Kemajemukan yang Kuat dalam Kultural-Spritual
Pemenang Surabaya Tourism Award 2024: Pura Agung Jagat Karana (7). Pura Agung Jagat Karana mendapat julukan "Balinya Surabaya" karena lekat dengan kultur Bali.-Sahirol Layeli-HARIAN DISWAY
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Nuansa Bali di SURABAYA? Bisa ditemukan di Pura Agung Jagat Karana. Pura yang berdiri sejak 1969 itu berlokasi di Jalan Ikan Lumba-Lumba no 1, Perak Barat, SURABAYA. Pada ajang SURABAYA Tourism Awards 2024, pura itu meraih juara 1 kategori Culture and Religion Tourism.
Patung suci Dewi Saraswati, dewi ilmu pengetahuan, menyambut di halaman depan Pura Agung Jagat Karana. Areal parkir kawasan wisata itu cukup luas. Di sisi kiri terdapat berbagai stand kuliner.
Bangunan ibadah itu merupakan pura induk yang membawahi 20 pura banjar di Kota Surabaya, yang seluruhnya terdapat 4700 KK. Seperti konsep bangunan suci pura, Pura Agung Jagat Karana dibagi menjadi tiga ruang: mandala kanistan, mandala madya, dan mandala utama.
BACA JUGA: Pemenang Surabaya Tourism Awards 2024 (5): Kebun Binatang Surabaya Makin Nyaman dan Instagrammable
Akses menuju pura itu juga mudah. Letaknya di dekat Pelabuhan Tanjung Perak. Jaraknya dari pusat kota sekitar 5km. Gapura candi bentar sebagai pintu masuk pura berdiri kokoh di bagian depan. Setelah itu pintu masuk menuju ruang mandala madya.
Pemenang Surabaya Tourism Award 2024: Pura Agung Jagat Karana (7). Pura Agung Jagat Karana meraih penghargaan juara 2 Culture and Religion Tourism dalam ajang STA 2024. Piagam tersebut diterima oleh Prof I Ketut Aria Pria Utama (dua dari kiri).-Boy Slamet-HARIAN DISWAY
"Di ruang mandala madya ini terdapat bale penyimpenan, yang digunakan sebagai ruang pertemuan. Lalu di sebelahnya terdapat bale gong. Di situ jadi tempat berlatih seni, tarian, atau karawitan," ujar Koordinator Seni Budaya dan Pariwisata Banjar Surabaya I Made Sudiantara.
Sedangkan ruang mandala utama hanya diperuntukkan untuk ibadah dan segala keperluan upacara sakral. Di situ tak sembarang orang boleh masuk. Kecuali jika sudah mendapat izin dari pengelola pura.
Di dalam mandala utama terdapat bale pawedan, tempat para pandita Hindu. Kemudian di bagian depan adalah bangunan peribadatan utama.
Di tempat itu tidak ada lagi senda gurau atau suasana seperti dalam mandala kanistan atau mandala madya. Yang ada hanya keheningan. Semua yang masuk ke dalam mandala utama pun tidak diperbolehkan memiliki pikiran kotor atau hati yang kurang bersih.
Pura Agung Jagat Karana juga kerap jadi jujugan para wisatawan kapal pesiar. "Biasanya jika ada kapal pesiar berlabuh, seperti dari luar negeri, penumpangnya dibawa berkunjung kemari. Merasakan atmosfer Bali di Surabaya. Apalagi pura ini adalah pura terbesar di Kota Pahlawan," ujar Made.
Pemenang Surabaya Tourism Award 2024: Pura Agung Jagat Karana (7). Pengunjung sebaiknya bersuci terlebih dahulu sebelum memasuki lingkungan Pura Agung Jagat Karana. -Sahirol Layeli-HARIAN DISWAY
Karena aspek kultural yang beriring dengan spiritual, maka dalam STA 2024, Pura Agung Jagat Karana masuk kategori Culture & Religion Based Tourism, atau Wisata Budaya dan Keagamaan. Bersaing dengan dua finalis lain. Yakni Alun-Alun Surabaya dan Museum Olahraga Surabaya.
BACA JUGA:Pemenang Surabaya Tourism Awards: Shangri-La Andalkan Lobi Cantik dan Kolam Renang Luas (3)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: harian disway