Kasus Vina dan Pegi Melebar
ILUSTRASI kasus Vina dan Pegi melebar. Menkum HAM Yasonna Laoly ikut berkomentar. Ia membandingkannya dengan kejadian di Amerika Serikat.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
BACA JUGA: Tersangka Pegi Setiawan alias Perong ‘Vina Cirebon’ Ditangkap di Bandung
Dikutip dari The Guardian, Kamis, 21 Desember 2023, berjudul Man Who Spent 48 Years in Prison for Murder Formally Declared Innocent, diungkapkan bahwa pria kulit hitam Simmons, 71, dibebaskan dari penjara. Padahal, ia sudah menjalani hukuman penjara lebih dari 48 tahun.
Jadi, saat dituduh sebagai pembunuh dan dijebloskan ke penjara, Simmons berusia 23 tahun. Lalu, ia dibebaskan pada Juli 2023, ketika usianya 71 tahun. Sebab, terbukti kemudian bahwa Simmons bukan pembunuhnya. Sungguh terlalu. Sebagian besar hidup Simmons dihabiskan di penjara, padahal tidak bersalah.
Simmons telah dihukum atas pembunuhan perempuan bernama Carolyn Sue Rogers pada Desember 1974. Carolyn ditembak mati dalam perampokan toko minuman keras di Edmond, Oklahoma, AS.
Kemudian, Simmons ditangkap polisi sebagai tersangka pembunuh. Menyusul kemudian, ditangkap tersangka lain, pria bernama Don Roberts.
Mirip yang dilakukan Pegi Setiawan, Simmons juga menyangkal membunuh. Ia mengaku, saat kejadian, dirinya berada di Louisiana, AS. Bukan di Oklahoma. Simmons punya alibi untuk itu. Namun, proses perkara terus berlanjut.
Pada 1975 Simmons dan Roberts dinyatakan bersalah atas pembunuhan Carolyn. Mereka dijatuhi vonis hukuman mati. Dalam perjalanannya, hukuman dikurangi menjadi penjara seumur hidup pada 1977, setelah keputusan penting terkait larangan hukuman mati dari Mahkamah Agung AS.
Roberts akhirnya bebas bersyarat pada 2008. Namun, Simmons tetap dipenjara. Sampai hakim Negara Bagian Oklahoma, AS, Amy Palumbo menyatakan membebaskan Simmons pada Juli 2023.
Simmons dipenjara selama 48 tahun, 1 bulan 18 hari. Ternyata ia tercatat sejarah (data dari National Registry of Exonerations, AS) sebagai orang yang paling lama dipenjara di AS.
Hakim Norwood mengatakan, pihak Negara Bagian Oklahoma mencuri dari Simmons ”masa puncak kehidupan kerjanya”. Simmons ”telah 50 tahun dicuri darinya,” tambah Norwood, seperti dikutip dari USA Today. ”Ia bisa saja mendapatkan pengalaman, mengembangkan keterampilan. Itu sudah diambil semua darinya, bukan karena kesalahannya sendiri, oleh orang lain.”
USA Today melaporkan bahwa Simmons bereaksi terhadap keputusan Palumbo dengan mengatakan: ”Ini adalah hari yang telah kita tunggu-tunggu sejak lama. Kami dapat mengatakan keadilan akhirnya ditegakkan hari ini, dan saya senang.”
Sudah. Begitu saja.
Anehnya, pihak berwenang di sana tidak mengakui secara resmi bahwa Simmons sebenarnya tidak terlibat dalam pembunuhan tersebut. Tidak begitu. Pihak berwenang menyatakan, Simmons dianggap dipenjara secara tidak sah karena pelanggaran prosedur hukum yang serius, bukan karena ia tidak bersalah.
Pihak berwenang ngeles total. Atas kesalahan proses hukum yang menjadikan pelanggaran HAM berat terhadap Simmons. Pihak berwenang melanggar adagium hukum: Lebih baik membebaskan seribu orang bersalah daripada menghukum satu orang tidak bersalah.
Itu dijadikan contoh oleh Menkum HAM Yasonna. Betapa ”berat” pernyataan Yasonna itu. Entah bagaimana kelanjutan perkara Vina ini. Kita tunggu saja. Tapi, betapa pun kita wajib menghormati keputusan para penegak hukum. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: