Teori Broken Windows di Rusunawa Marunda
Ratusan Aset Rusunawa Marunda Klaster C di Cilincing, Jakarta Utara ludes dijarah -Cahyono-
Dalam kriminologi, itu sesuai dengan the broken windows theory alias teori jendela pecah. Dicetuskan duo sosiolog, James Wilson dan George Kelling, pada 1982. Inti teori tersebut: tanda-tanda kekacauan dan perilaku buruk yang terlihat di suatu lingkungan mendorong kekacauan dan perilaku buruk lebih lanjut dan lebih parah sehingga mengarah pada kejahatan serius.
Teori itu pengembangan dari hasil riset psikologi massa oleh psikolog dari Stanford University, Stanford, California, Amerika Serikat (AS), Philip Zimbardo. Ia berpendapat bahwa tidak peduli seberapa kaya atau miskin suatu lingkungan masyarakat, satu jendela yang pecah akan menyebabkan lebih banyak jendela yang sengaja dipecahkan di sekitarnya.
Philip Zimbardo: ”Satu jendela pecah yang belum diperbaiki adalah tanda bahwa tidak ada seorang pun yang peduli di situ. Akibatnya, orang beranggapan bahwa memecahkan lebih banyak jendela lain di sekitarnya, mengapa tidak?”
Intinya, kejahatan itu menular. Dari penjahat kepada semua orang. Jika suatu kejahatan dibiarkan (tidak disanksi), orang yang semula bukan penjahat bisa tertular menirukan kejahatan yang terjadi sebelumnya.
Itu dapat mencakup kejahatan kecil, tindakan vandalisme, orang mabuk atau tidak tertib, atau pencurian. Masyarakat di sekitar kejadian itu dipaksa untuk menghadapi masalah kecil sehingga dapat memengaruhi perasaan orang terhadap lingkungannya, khususnya rasa aman terganggu.
Dikutip dari Psychology Today berjudul Broken Windows Theory, disebutkan contoh faktual penerapan teori tersebut. Kejadiannya di California, AS, pada 1990-an. Di sana waktu itu ada beberapa gedung bekas terbakar di dekat lahan kosong tak terurus. Tampak kumuh.
Di wilayah sekitar itu sangat rawan kejahatan. Para perampok dari berbagai kelompok dan individual beroperasi di sekitar situ. Jika malam wilayah itu gelap pekat. Semua warga sana takut.
Lantas, pemerintah setempat membangun puluhan taman kota di situ. Tertata rapi, penerangan jalan gemerlap. Warga mengisi aneka kegiatan positif pada siang dan malam di wilayah tersebut. Akhirnya itu jadi destinasi wisata bagi pelancong dari AS sendiri dan turis asing. Turis asing tak tahu bahwa dulu di sana sangat rawan kejahatan.
Para sosiolog dan kriminolog berpendapat, pembangunan wilayah yang semula kumuh itu pasti menerapkan teori jendela pecah.
Contoh lain, pada 2016, Charles Branas memimpin inisiatif untuk memperbaiki properti yang ditinggalkan dan mengubah lahan kosong menjadi taman komunitas di lingkungan dengan tingkat kriminalitas tinggi di Philadelphia, AS. Hasilnya, tingkat kejahatan kekerasan bersenjata turun 39 persen.
Lalu, apa kaitan jendela pecah dengan Rusunawa Marunda? Ya… karena konstruksi bangunan yang tanpa tulang sloof untuk papan nama beton sekuintal itu jatuh menimpa kanopi dan tidak ada koruptor yang ditangkap, warga membongkar besi dan membetot kabel. Mengapa tidak? (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: