Teori Broken Windows di Rusunawa Marunda
Ratusan Aset Rusunawa Marunda Klaster C di Cilincing, Jakarta Utara ludes dijarah -Cahyono-
Parah. Inilah kecolongan, tapi tidak bisa lapor polisi. Semestinya, dokumen bestek bangunan mencantumkan aneka properti di gedung tersebut. Tapi, itu pun merupakan bukti hukum tak langsung. Bukan bukti langsung. Tidak bisa terkait langsung, sejak waktu kapan aneka properti itu hilang?
BACA JUGA: Nunggak Sewa, Penertiban 43 KK di Rusunawa Gunungsari Surabaya Sempat Ricuh
Apakah lokasi itu tidak ditutup? Kata Uye, sudah. Seluruh akses masuk ditutup lembaran seng dan tiang-tiang serta pagar besi, malang melintang. Tapi, seng dan pagar besi itulah yang justru menggiurkan maling, jadi yang pertama dijarah, kemudian akses masuk terbuka lebar.
Mundur ke waktu lampau. Awalnya, pertengahan 2023, diketahui, 5 unit dari 500 unit di rusun itu rusak. Plafon pada jebol. Mantan Kepala Keamanan Rusunawa Marunda Jana Didi kepada wartawan mengatakan, ternyata kerusakan bukan cuma di plafon hunian. Melainkan juga gedung itu.
Papan nama penanda gedung ”C5” yang terpasang di dinding bagian luar gedung jatuh dari ketinggian sekitar 20 meter, menimpa kanopi, dan kanopinya jebol. Papan nama itu terbuat dari bahan beton cor. Beratnya bisa 100 kilogram.
BACA JUGA: Pemuda Rusunawa Gunungsari yang Menabrak Wartawan dan Polisi Jadi Tersangka
Jana Didi: ”Setelah papan nama itu kami amati teliti, ternyata betonan itu tidak punya kaitan tulangan besi ke dinding sehingga tidak mengikat.”
Dilanjut: ”Tanggal 30 Agustus 2023 ada kanopi di gedung C5 yang roboh. Nah, terkait itu, demi keselamatan jiwa, warga harus direlokasi.”
Kemudian, pihak Pemprov Jakarta, selaku pemilik, meneliti. Penelitian dilakukan tim ahli dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Hasilnya, rusun blok C dinyatakan tidak layak huni.
Maka, semua penghuni rusun 500 unit itu dipindahkan ke dua rusun lain. Mereka awalnya menolak dipindah. Tapi, karena ambruknya kanopi itu membuat takut, mereka mau dipindah.
BACA JUGA: Hindari Razia, Pemuda Asal Rusunawa Gunungsari Tabrak Polisi dan Wartawan Surabaya
Sampai di sini, menimbulkan pertanyaan, bagaimana pembangunan rusun tersebut pada 2014? Dugaan korupsi pun mencuat. Namun, tidak ada terduga koruptor yang ditindak. Aman-aman saja.
Pastinya, para pengelola rusun itu juga paham bahwa ada dugaan korupsi di pembangunan Rusunawa Marunda. Tapi, dibiarkan. Maka, ketika rusun itu kosong, dijarah pegawai yang tingkatnya lebih kecil dibanding pihak yang diduga korupsi pembangunan gedung.
Jadilah dugaan korupsi berjenjang. Dari atas ke bawah. Dugaan korupsi antara pihak yang di atas dan yang di bawah, beda bentuk. Yang di atas berbentuk penggelembungan angka-angka bahan bangunan. Di bawah, serbu langsung. Mereka membongkar dinding tembok, menggaruk besi sloof dan aneka kabel. Dijual loakan.
BACA JUGA: Kadung Digusur, Rusunawa Belum Siap
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: