Gilanya Penggila Judi Online

Gilanya Penggila Judi Online

ILUSTRASI judi online bikin orang jadi gila.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA: Judi Online Makin Menjamur, Pemerintah Promosi hingga Blokir Rekening dan E-Wallet

Dikutip dari American Psychological Association, 1 Juli 2023, berjudul How Gambling Affects the Brain and Who is Most Vulnerable to Addiction, disebutkan bahwa perjudian memang punya zat adiktif mirip narkoba. Sekali orang mencoba dan menang, hampir dipastikan orangnya bakal kecanduan.

Di situ disebutkan, psikolog Shane Kraus, direktur laboratorium behavioral addictions di University of Nevada, Las Vegas, AS, menyatakan bahwa mayoritas orang yang terjerat jadi pecandu judi online adalah mereka yang berpenghasilan rendah atau di bawah rata-rata. 

Belum ada riset mendalam tentang hal itu. Tentang mengapa orang berpenghasilan rendah yang kecanduan judi online? Tapi, diasumsikan, orang berpenghasilan rendah umumnya bermimpi ingin cepat kaya. Dalam pikiran mereka, jalan tercepat untuk itu adalah judi online.

Mimpi ingin cepat kaya memang adalah mimpi semua orang. Kaya dan miskin. Namun, orang kaya umumnya berjudi langsung (offline) di rumah judi yang tersebar di Las Vegas, AS. Di sana dimainkan uang jumlah besar. Pejudi bisa menang besar atau kalah besar. 

Sebaliknya, kebanyakan pejudi online adalah orang miskin berpenghasilan rendah. Mereka dipancing bandar dengan kemenangan di awal perjudian. Kemudian, digerogoti kekalahan sedikit demi sedikit, sampai ludes, sehingga gelap mata dan berutang.

Disebutkan, target terbesar adalah laki-laki muda. Dari anak-anak sampai dewasa dan orang tua. Perbandingan antara pejudi online pria dan wanita adalah 2 banding 1. Namun, belakangan jumlah pejudi online wanita terus berkembang cepat menyusul pria.

Pejudi online umumnya mengalami penarikan diri dari pergaulan. Juga, mudah tersinggung dan marah ketika berusaha berhenti dari berjudi.

Repotnya, bandar judi online punya cara canggih menjerat pejudi yang sudah tobat. Dikutip dari The Guardian Kamis, 31 Agustus 2017, berjudul Revealed: How Gambling Industry Targets Poor People and Ex-gamblers, diungkapkan, industri perjudian menggunakan perusahaan pihak ketiga untuk mengumpulkan data masyarakat. Itu membantu bandar judi online menargetkan orang-orang berpenghasilan rendah dan mereka yang telah berhenti berjudi atau sudah tobat.

Iklan judi online tradisional di media massa dan medsos menjadi mahal. Itu mendorong perusahaan judi online menggunakan cara alternatif untuk menggaet konsumen. Hal itu menyebabkan meningkatnya penggunaan analisis data untuk memenangkan pelanggan baru. Begitulah kata sumber dari industri perjudian online.

Seorang marketer perusahaan judi online di AS mengatakan: ”Penyedia data pihak ketiga memungkinkan kami menargetkan daftar e-mail mereka dengan tepat. Pengguna berpenghasilan rendah merupakan salah satu segmen yang paling berhasil ditargetkan. Juga, mantan pejudi online yang sudah berhenti.”

Caranya, e-mail, medsos, bahkan HP mantan pejudi itu diserbu iklan judi online. Diberi tawaran koin gratis untuk dimainkan. Setelah koin tersebut benar-benar digunakan, lantas pejudinya diberi kemenangan.

The Guardian menyimpulkan, perusahaan judi online menyasar para bekas pejudi yang sudah tobat karena target yang empuk. Analoginya, bekas pecandu narkoba yang sudah berhenti mengonsumsi narkoba, jika diberi secuil narkoba gratis, pasti ia sangat tertarik. Setelah tertarik, ia bisa mengonsumsi itu. Lalu, kecanduan lagi.

Jadi, kesimpulannya, meski ada bekas pejudi online sudah mengatakan ”tidak berjudi lagi”, justru ia jadi sasaran perusahaan judi online untuk ditarik jadi pejudi lagi. Sebab, bandar judi itu punya kaki gurita yang membelit targetnya. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: