Kisah Langgar Gipo (Bagian 3): Persinggahan Sebelum Perjalanan Haji Yang Penuh Bahaya

Kisah Langgar Gipo (Bagian 3): Persinggahan Sebelum Perjalanan Haji Yang Penuh Bahaya

Kolase Foto Langgar Gipo. Kiri foto tahun 2016 Langgar Gipo terbengkalai dan ditinggali penghuni liar. Foto kanan: Langgar Gipo setelah selesai dipugar oleh Pemkot Surabaya tahun 2024-Taufiqur Rahman/Harian Disway-

Dalam rentang sejarah, Perjalanan Haji kerap jadi urusan hidup dan mati. Bahkan hingga kini saat dunia relatif lebih aman dan transportasi lebih modern. Pada abad ke 18, Langgar Gipo hadir setidaknya untuk memperbesar survival rate para tamu Allah tersebut.  

—---

SIAPAPUN boleh mencibir tradisi walimatus safar, alias selamatan sebelum berangkat haji, sebagai tradisi yang mengada-ada, bid’ah, atau apapun. 

Tapi tradisi ini punya dasar historis. Walimatus safar tidak sekedar memohon keselamatan. Dalam banyak kasus, ia adalah perpisahan terakhir sebelum seorang calon jemaah haji (CJH) menempuh perjalanan penuh bahaya. 

Sanak keluarga memeluk sang CJH mungkin untuk yang terakhir kali. Meski penuh harap ia akan kembali dengan selamat, tetap ada perasaan kecil yang mengantisipasi bahwa sang calon tamu Allah tersebut tak akan pernah kembali. 

BACA JUGA:Kisah Langgar Gipo (Bagian 1): Ketua PBNU Yang Hilang Ditelan Kesibukan Kalimas Udik

Di Al-Qur’an tertulis: Man istatha’a ilaihi sabiila. Haji cuma buat mereka yang cukup tangguh untuk melewati perjalanannya. 

Ribuan tahun lalu, Al-Quran sudah memprediksikan bahwa Islam akan menyebar ke seluruh penjuru dunia. Dan umatnya akan menempuh ribuan kilometer untuk mencapai Baitullah


Langgar Gipo di Gang 1 Jalan Kalimas Udik, Surabaya. Tidak sampai 1 meter dari tepian Kalimas-Taufiqur Rahman/Harian Disway-

Saya sudah tahu tafsir dari kata sabiila itu sejak lama. Tapi baru benar-benar ngeh ketika melihat Langgar Gipo. 

Dalam catatan sejarah, perjalanan kabilah Jemaah Haji senantiasa diintai bahaya. Kalau selamat dari kekeringan dan panas gurun yang mencekik, masih ada ancaman perampok di gurun pasir, atau dibegal pasukan Salib di sepanjang pesisir Levantin. 

BACA JUGA:Kisah Langgar Gipo (Bagian 2): Pendiri NU dan Muhammadiyah Bersemayam Dalam Satu Petak Makam

Jalur laut tidak kalah bahaya. Taruhlah anda berangkat dari Pelabuhan Kalimas, Surabaya, atau Pelabuhan Tuban. Masuk ke laut Malaka yang terkenal sebagai sarang penyamun. Kalau selamat lanjut ke pelabuhan Kalkuta, India, lanjut menyeberangi Teluk Bengal mungkin mampir ke Kozhikode atau Kochi. 

Setelah dari pesisir Barat India menyusuri Laut Arab, rombongan jemaah haji punya dua pilihan: Pertama, masuk ke Teluk Persia menuju Pelabuhan Basrah, lanjut mampir ke Baghdad lalu memulai perjalanan menyusuri rute Darb Zubaidah menuju Makkah via Kufah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: