Pendidikan Vokasi, Jalan Tengah saat UKT Mahal
ILUSTRASI pendidikan vokasi, jalan tengah saat UKT mahal.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
BACA JUGA: Tefa (Teaching Factory) Sarana Utama Pendidikan Vokasi
Pernyataan Nelson Mandela pada 16 Juli 2003 tersebut bisa dipegang pula oleh Indonesia untuk mewujudkan cita-citanya. Melalui pendidikan yang berkualitas, akan tercetak sumber daya manusia yang kompeten, mampu bersaing secara global, dan profesional.
Adapun untuk mewujudkan pendidikan berkualitas, dibutuhkan biaya yang tidak murah karena fasilitas harus memadai, tenaga pendidik harus mumpuni, kurikulum harus relevan dengan dunia usaha dan dunia industri, serta lingkungan belajar harus kondusif.
Kembali pada konteks kenaikan UKT, secara ekonomi, itu memang terlihat memberatkan masyarakat Indonesia kalangan menengah ke bawah. Akan tetapi, masyarakat perlu menyadari bahwa biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pendidikan tidak akan terbuang sia-sia.
BACA JUGA: Perubahan Jadi Tantangan Pendidikan Vokasi
Masyarakat perlu melihat dengan kacamata yang luas dan berjarak pandang jauh. Untuk menghasilkan sumber daya manusia unggul di kemudian hari, perlu dipersiapkan sejak saat ini. Sekalipun sudah berhasil menyiapkannya, perguruan tinggi perlu meningkatkan kualitas agar selalu relevan dengan perkembangan zaman.
Dana tambahan dari kenaikan UKT digunakan untuk memperbaiki fasilitas kampus seperti laboratorium, perpustakaan, ruang kelas, dan sarana prasarana lain yang mendukung kegiatan belajar-mengajar.
Disadari atau tidak, pola pikir sebagian masyarakat Indonesia masih terjebak pada anggapan yang menilai bahwa biaya yang dikeluarkan untuk pendidikan nanti tidak sebanding dengan gaji yang didapatkan saat di dunia kerja. Sebagai sebuah opini, anggapan tersebut tidak dapat disalahkan.
Artinya, masyarakat berharap agar biaya pendidikan yang mahal harus sebanding dengan lapangan kerja yang disediakan nantinya. Dalam bahasa lain, perguruan tinggi dituntut untuk menyiapkan sumber daya manusia yang tidak hanya pintar untuk berteori, tetapi juga harus siap untuk bekerja.
Jalan tengah bagi masyarakat yang beranggapan pendidikan adalah ”modal” untuk mencari kerja ialah memilih pendidikan vokasi.
PENDIDIKAN VOKASI: TERJANGKAU UNTUK MENCETAK SDM UNGGUL
Tujuan utama pendidikan ialah menyiapkan generasi muda untuk menghadapi kehidupan pasca belajar sehingga dapat memenuhi kebutuhan pribadinya (Rojewski, 2009). Menyiapkan generasi muda Indonesia untuk adaptif dengan dunia kerja merupakan salah satu visi dari pendidikan vokasi (Billet, S., 2009).
Materi pembelajaran dalam kurikulum pendidikan vokasi dirancang sedemikian rupa agar terintegrasi dengan industri, perkembangan zaman, dan kecanggihan teknologi digital. Kurikulum yang sesuai dengan tuntutan, kebutuhan, kondisi, dan perkembangan masyarakat, menurut Sudira (2018), ialah kurikulum technical and vocational education and training (TVET).
Di dalam kurikulum tersebut termuat panduan program pengembangan kompetensi kerja bagi lulusan vokasi yang telah disesuaikan dengan standar dunia kerja. Keberhasilan pendidikan vokasi dalam mencetak SDM unggul telah dicontohkan beberapa negara seperti Jerman, Inggris, Swiss, Tiongkok, India, dan Jepang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: