Judi Online Mengancam Kesehatan Mental
ILUSTRASI judi online dapat mengancam kesehatan mental pecandunya.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
BACA JUGA: Menag Gandeng ASN: Suarakan Larangan Judi Online
BACA JUGA: Dua Bulan, Bareskrim Polri Ungkap 318 Kasus Judi Online
PERAN AKADEMISI DALAM MEMBERANTAS JUDI
Memutus rantai destruktif ”judi online” tidak mudah. Pemerintah perlu bekerja sama dengan semua elemen masyarakat untuk bisa memberantas masalah sosial tersebut. Salah satu elemen yang bisa digandeng ialah akademisi.
Ada tiga langkah yang bisa dilakukan akademisi untuk membantu pemerintah memberantas judi online yang meresahkan.
Pertama, penelitian dan analisis data. Sebagai kaum cendekiawan, akademisi dibekali dengan kemampuan berpikir analitis yang baik. Kemampuannya itu dapat digunakan untuk mengidentifikasi faktor penyebab kecanduan judi online, profil demografis pemain judi online, dan mengkaji dampak sosial-budaya akibat judi online.
Hasil dari kajian akademisi dapat digunakan sebagai acuan bagi pemerintah untuk merancang program pencegahan dan rehabilitasi judi online agar tepat guna dan tepat sasaran.
Kedua, edukasi kesadaran publik. Percaya atau tidak, akademisi memiliki strata sosial yang dianggap lebih tinggi di tengah masyarakat. Oleh karena itu, setiap tindakan, petuah, dan nasihat yang diberikan cenderung akan mudah dipercaya masyarakat, terutama dari kalangan menengah ke bawah.
Akademisi dapat memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan informasi penting yang mudah dipahami masyarakat tentang bahaya laten judi online. Langkah itu cukup efektif untuk menjangkau masyarakat dari semua lapisan.
Ketiga, pengembangan program rehabilitasi. Akademisi dari rumpun psikologi bisa mengambil porsi lebih banyak dalam mengembangkan program rehabilitasi. Akademisi bisa memberikan rekomendasi program rehabilitasi yang efektif untuk mengurangi adiksi para pecandu judi online.
Tidak hanya memberikan rekomendasi, akademisi juga bisa melatih para profesional kesehatan untuk menguasai berbagai metode rehabilitasi terbaru, modern, dan berbasis bukti ilmiah. Hal itu memungkinkan terciptanya program rehabilitasi pecandu judi online yang relevan dengan kondisi di lapangan.
Tiga langkah tersebut bisa diterapkan para akademisi agar dapat berkontribusi secara riil dalam memberantas masalah judi online, khususnya di Indonesia.
Dalam jangka panjang, akademisi dapat menjadi pionir yang mengajarkan bahaya laten dari judi kepada para peserta didiknya saat di bangku sekolah maupun perkuliahan. (*)
Anwar Ma'ruf, Dekan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga.--
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: