Timothy David Jonathan Teguh dan Felicia Joyvina Visony Juara Koko Cici Jawa Timur Favorit 2024, Terpacu Lebih Baik

Timothy David Jonathan Teguh dan Felicia Joyvina Visony Juara Koko Cici Jawa Timur Favorit 2024, Terpacu Lebih Baik

Menjadi pemenang favorit, Koko Timothy David Jonathan Teguh dan Cici Felicia Joyvina Visony bertekad membangun Jatim menjadi provinsi ternama di kancah nasional maupun internasional. --Koko Cici Jatim

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Malam grand final Koko Cici Jawa Timur 2024 yang baru saja usai digelar pada Minggu, 14 Juli 2024 di Grand Empire Palace Hotel Surabaya, menyisakan kebanggaan. Utamanya buat Koko Timothy David Jonathan Teguh dan Cici Felicia Joyvina Visony. 

Dengan pesonanya masing-masing, Timothy dan Joy diakui mampu mencuri perhatian public. Menjadi favorit di antara para finalis lainnya. Timothy, mahasiswa jurusan Teknik Informatika di Universitas Kristen Petra itu unggul dengan kecerdasan dan wawasan yang luas.

Ia juga memukau saat tampil bersama kelompok 1. Dalam sebuah drama musikal berbalut dengan keanekaragaman Indonesia di talent show. Di atas panggung, permainannya dengan keyboard menuai pujian. 
Berkat kecerdasan dan wawasannya yang luas, Koko Timothy David Jonathan Teguh unggul dalam pemilihan. --Koko Cici Jatim

BACA JUGA: Grand Final Koko Cici Jatim 2024: Lebih dari Sekadar Kompetisi, Ini Soal Kebersamaan

Pun Joy. Tak hanya cantik. Mahasiswa Universitas Surabaya Jurusan Ilmu Ekonomi itu memiliki banyak prestasi. Ia pernah mengikuti lomba paduan suara 10th A Voyage of Songs di Universitas Chulalongkorn. 

Selain itu, Ci Joy aktif mengikuti beberapa organisasi yaitu sebagai bendaha di UKM paduan suara menjadi koordinator publikasi dan dekorasi di kelompok studi mahasiswa ilmu ekonomi.

Penampilan Joy yang lahir di Surabaya pada 23 Juli 2004 dalam talent show bersama kelompok 3 tak kalah memukaunya seperti Timothy. Dalam tema lost dragon, Joy mampu bernyanyi dengan merdu.

BACA JUGA: Meriahnya Malam Grand Final Koko Cici Jawa Timur 2024, Para Alumni Ikut Tampil

Kompak berpendapat, untuk menjadi koko cici favorit tidaklah mudah. Timothy dan Joy harus melewati berbagai tahapan yang panjang. Sejak dari registrasi, sesi wawancara, pembekalan, karantina, sampai grand final.
Luwesnya gerakan Cici Felicia Joyvina Visony Joy dengan selendang hijau bersama para finalis dalam mars koko cici. --Koko Cici Jatim

“Tapi semua proses itu membuat saya bisa semakin bertumbuh dan memperbaiki kekurangan diri. Apalagi karantina ini dilengkapi dengan kelas-kelas yang keren. Ada bahasa Mandarin, public speaking, pariwisata, psikologi, grooming, dan lain lain,” ucap pemuda yang lahir pada 10 Maret 2005 di Biak itu.

Senada dengan Timothy, Joy terpacu berpikir lebih kritis dan berani berbicara di depan umum. “Saya belajar rasa peduli terhadap sesama karena ditanamkan bahwa koko cici itu satu. Mereka semua memacu kami berdua untuk kuat,” imbuhnya.

BACA JUGA: Kekeluargaan, Kunci di Balik Kesuksesan Malam Grand Final Koko Cici Jatim 2024

Meskipun prosesnya melelahkan, justru di situlah mereka mampu berubah menjadi pribadi lebih baik. Ia pun belajar tentang kedisiplinan dan kesopanan. “Menjadi koko cici Jatim itu sama dengan melengkapi diri untuk menghadapi masa depan lebih baik,” bebernya.

Timothy menyatakan bahwa bisa sampai tahap puncak ini, semua tidak terlepas dari dukungan banyak pihak kepadanya. Seperti dari kerabat dan orang terdekat yang mencintainya. Itu yang membuatnya terus bersemangat dalam menjalani setiap proses.
Koko Timothy David Jonathan Teguh dan Cici Felicia Joyvina Visony foto bersama Direktur Harian Disway Tomy C Gutomo (kiri). Kepala Bidang Pemasaran dan Kelembagaan Parekraf Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jawa Timur Ali Afandi. -Muhammad Nurwahyudi-HARIAN DISWAY

Begitu pun Joy. Tapi, meskipun menjadi salah satu pemenang, bagi mereka gelar hanyalah mahkota sesaat di atas panggung. “Justru yang sesungguhnya adalah setelah itu. Tak hanya kami yang jawara, semua koko cici Jatim itulah para pemenangnya,” tegasnya. 

BACA JUGA: Grand Final Koko Cici Jawa Timur 2024 Sukses Digelar, Tapi Tugas Finalis belum Berakhir

Sebagaimana motivasinya mengikuti pemilihan yakni untuk belajar budaya Tionghoa terutama di Jatim, secara khusus Timothy ingin ikut berkontribusi membantu mengenalkan pariwisata Jatim itu kepada masyarakat di Papua, tanah kelahirannya.

Visinya jelas yakni menjadi koko yang membangun dan berkontribusi bersama seluruh koko dan cici Jatim. Program yang dirancang disesuaikan dengan tiga pilar duta yakni Duta Budaya Tionghoa, Duta Pariwisata, dan Duta Sosial.

“Kita bisa menggelar pembelajaran bahasa Mandarin kepada masyarakat Jatim, membuat event dengan berkunjung ke pariwisata di Jatim, dan merancang program sosial untuk membantu masyarakat,” ujar pria berusia 19 tahun itu.

BACA JUGA: Finalis Keren-Keren, Grand Final Koko Cici Jatim Bakal Ketat

Selaras dengan Timothy, Joy ingin mengajak masyarakat lebih menghargai dan lewat bidang pariwisata dan sosial. “Kita bisa membangun kolaborasi dengan komunitas dan organisasi Tionghoa lokal dan internasional. Untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam pelestarian budaya Tionghoa dan mendorong pendidikan budaya Tionghoa kepada generasi muda,” jelasnya.

Menurut keduanya, banyak permasalahan di kalangan muda-mudi terkini yang harus segera diselesaikan. Yaitu kesadaran akan budaya serta pariwisata di Jatim, kurangnya promosi, dan pengembangan destinasi wisata lokal. Caranya dengan menjalankan kegiatan yang didukung kekuatan media sosial.

Demi Jatim makin dikenal luas ke mancanegara. “Kita bisa membuat program yang menjelaskan bahwa budaya-budaya Tionghoa serta pariwisata di Jatim itu sangat unggul. Sehingga masyarakat makin tersadar bahwa masih ada banyak budaya yang masih dipelajari,” tegas Timothy.

BACA JUGA: Samuel Enrico Jose dan Vajra Yeshie Kusala Juara Koko Cici Jawa Timur Berbakat 2024, Siap Jadi Public Figure Idola

Bersama dengan koko cici lainnya, mereka bertekad membangun Jatim menjadi provinsi ternama di kancah nasional maupun internasional. “Kami berdua ingin meningkatkan promosinya lebih masif melalui media sosial, situs web pariwisata, dan platform digital lainnya, untuk menjangkau lebih banyak wisatawan,” tandas Joy (*)

Berita ini ditulis oleh Anik Zulfia, mahasiswa UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, peserta Magang Regular di Harian Disway

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: