Risma-Marzuki Tunggu Momen, Khofifah-Emil Makin Tak Terbendung Jelang Pilgub Jatim 2024
Duet Tri Rismaharini dan KH Marzuki Mustamar dikabarkan maju ke Pilgub Jatim 2024.--
"Emil jauh unggul dari nama-nama lain. Emil baik tingkat popularitas, kesukaan, dan elektabilitas sangat tinggi," jelasnya. Survei ARCI dilakukan pada 1-12 Juli 2024 dengan jumlah 1.200 responden menggunakan metode stratified multistage random sampling.
BACA JUGA:Khofifah-Emil Berpeluang Besar Jadi Paslon Tunggal di Pilgub Jatim 2024
BACA JUGA:Khofifah-Emil Berpeluang Besar Jadi Paslon Tunggal di Pilgub Jatim 2024
Survei ARCI itu memiliki margin of error di angka 2,8 persen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Sebanyak 25 persen kuesioner dilakukan quality control.
Verdy Firmantoro, pengamat politik dari Universitas Brawijaya mengatakan, di lingkungan Nahdliyin, Khofifah masih lebih unggul. Ia memperkirakan 60 persen masyarakat Nahdliyin menginginkan Khofifah jadi gubernur Jatim. Sisanya kepada kepada Marzuki Mustamar.
Elektabilitas Khofifah masih bisa bergerak naik. Bahkan, bisa tembus 65-70 persen. Apalagi, saat ini Khofifah lebih masif blusukan. “Begitu juga sebenarnya Kiai Marzuki. Bisa saja naik menjadi 45 persen,” katanya saat dihubungi Harian Disway, kemarin.
Menurutnya, Khofifah paket lengkap. Di Nahdlatul Ulama (NU) menjabat sebagai ketua PP Muslimat NU dan sebagai politisi. Tetapi, Marzuki bisa jadi opsi untuk melapis kekuatan Nahdliyin yang tidak puas dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) saat ini.
BACA JUGA:PKB Pastikan Tidak Ada Nama Sandiaga Uno Dalam Rekomendasi Pilgub Jatim 2024
BACA JUGA:Pilihan PKB-PDIP di Pilgub Jatim
“Saya kira, Kiai Marzuki ini adalah kiai yang mempunyai modal sosial. Selain punya pondok pesantren, figurnya juga relatif diterima oleh kiai-kiai sepuh yang menjadi rujukan. Terutama kiai nahdliyin yang dekat dengan PKB,” bebernya.
Wacana Khofifah Vs Risma di Pilgub Jatim 2024.-khofifah.ip/Instagram-
Selain itu, buntut pemecatan Marzuki sebagai ketua PWNU Jatim, tentu berseberangan dengan struktural PBNU. Hal itu menggambarkan bahwa NU tidak tidak satu. Apalagi, beberapa kiai sepuh yang mempertanyakan keputusan pemberhentian itu, bisa dijadikan modal untuk mempertebal barisan perjuangan Marzuki.
“Kiai Marzuki cukup banyak diterima di basis NU. Hal itu bisa dilihat dari namanya yang cukup santer beberapa waktu lalu masuk di bursa ketua umum PBNU,” terangnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: