Program Makan Bergizi Gratis Dinilai Belum Mampu Atasi Stunting

Program Makan Bergizi Gratis Dinilai Belum Mampu Atasi Stunting

Potret siswa siswi SD Negeri Klampis Ngasem III, sedang menyantam menu makan bergizi gratis yang dibagikan Gibran, Kamis, 1 Agustus 2024.-Martinus Ikrar Raditya-Harian Disway -

“Di negara-negara maju itu sangat dihindari. Bagi kalangan gizi, UHT itu memang tidak disarankan untuk program,” jelasnyi. Di sisi lain, program makan bergizi gratis itu sebaiknya ditinjau ulang. Terutama untuk memperjelas sasarannya.

Menurut Prof Mamik, program tersebut sangat bagus sepanjang tujuannya untuk pemenuhan gizi anak-anak. Tetapi, tidak cocok bila ditujukan untuk mengatasi tengkes. Apalagi sasaran programnya anak-anak remaja yang duduk di bangku SMA.

Bahkan, untuk anak-anak SD dan SMP pun dinilai kurang pas. Sebab, penanganan tengkes harus fokus pada balita. Lebih bagus lagi ditujukan kepada calon ibu.

“Jadi harus pakai strategi jangka panjang dan penanganan menyeluruh,” ungkap Prof Mamik. Bukan cuma soal pemenuhan asupan gizi. Melainkan juga harus diperhatikan tumbuh kembangnya.

Misalnya, fokus pada remaja perempuan di SD hingga SMP. Tinggi dan berat badan mereka harus dijaga agar ideal. Merekalah yang menjadi calon ibu kelak.

“Ibu yang pendek berisiko besar melahirkan bayi yang kecil dan pendek,” terang Prof Mamik. Sehingga harus dipetakan secara gamblang. Para remaja perempuan di SD dan SMP yang terindikasi tengkes harus didata.

Sebab, di usia-usia itu ada masa kejar tumbuh. Untuk perempuan di usia 11-12 tahun, sedangkan lelaki di usia 12-15 tahun. Perbaikan pada aspek hormonal  itulah yang punya peluang besar mencegah terjadinya tengkes.

Prof Mamik menyarankan program makan bergizi gratis sebaiknya ada segmentasi seperti itu. Setiap anak tidak disamaratakan. Sehingga hasilnya pun bisa maksimal.

BACA JUGA:Gibran Uji Coba Makan Gratis di Surabaya, Menu Ayam Rp 15 Ribu

BACA JUGA:Zulhas Uji Coba Makan Bergizi Gratis di Surabaya, Menunya Ayam Bakar

Sementara itu, Zulhas mengatakan bahwa nilai anggaran program makan bergizi gratis per porsi akan disesuaikan dengan kemampuan daerah. Sudah ditetapkan sebesar Rp 71 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025.

Penetapan anggaran makan bergizi gratis per porsi akan disesuaikan dengan kemampuan daerah. Alasannya, harga bahan pangan serta biaya produksi berbeda di setiap daerah. Begitu pula untuk kelengkapan jenis makanan per porsi.


Siswa SMA Negeri 16 Surabaya menunjukkan nasi kotak yang diberikan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag), dalam rangka uji coba makan bergizi gratis.-Martinus Ikrar Raditya-Harian Disway -

“Program makan bergizi gratis ini nanti seperti apa akan dirumuskan oleh ahli gizi, yang menentukan harganya juga mereka, kami hanya memberikan saran,” jelas ketua Partai Amanat Nasional (PAN) itu. 

Yang penting, imbuhnya harus mencukupi gizi anak. Asupan protein dan kalori tetap ideal. Kini, program makan bergizi gratis terus disosialisasikan ke berbagai daerah. Pemerintah juga menerima semua kritik dan masukan. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: