Pengalaman Dua Pasien ASHA IVF Indonesia Ini Semangati Para Pejuang Dua Garis Segera Punya Anak

Pengalaman Dua Pasien ASHA IVF Indonesia Ini Semangati Para Pejuang Dua Garis Segera Punya Anak

ASHA IVF Indonesia mengundang pasiennya. Dari kiri, pasangan Mustofa Inal-Ekah Nur dan Septrianti yang berhasil melakukan program IVF atau bayi tabung pada acara Doa Akbar Pejuang Dua Garis di Masjid Al-Akbar Surabaya, Minggu 5 Agustus 2024. -Vrisca Sheilla-Harian Disway

SURABAYA, HARIAN DISWAY – Dalam acara Doa Akbar Pejuang Dua Garis pada Minggu, 4 Agustus 2024 di Grand Ballroom As Shofa Masjid Al-Akbar SURABAYA (MAS), ASHA IVF Indonesia menghadirkan pasien mereka yang berhasil memiliki anak melalui proses IVF -in vitro fertilization- atau bayi tabung.

Pasien pertama itu pasangan Mustofa Inal dan Ekah Nur Rohamawati. Mereka ditangani oleh Direktur Utama ASHA IVF Indonesia Dr. dr. Amang Surya P., SpOG., F-MAS. Seraya membawa bayinya yang masih berusia 2 minggu, Ekah mengaku bahwa itu adalah buah hati pertamanya setelah 9 tahun menikah.

Keluarga asal Lamongan itu menceritakan bahwa perjalanannya untuk memperjuangkan dua garis tidaklah mudah. Ekah bersama suaminya yang sudah berkepala lima terus berupaya untuk mendapatkan keturunan dari pernikahan mereka.

BACA JUGA: Klinik ASHA IVF dan RS PHC Surabaya Berkolaborasi Sediakan Paket Kehamilan Bayi Tabung Khusus Karyawan BUMN

Sebelum menjatuhkan pilihan kepada ASHA IVF Indonesia, Ekah melakukan beberapa riset sendiri untuk menemukan klinik yang dapat membantunya dengan melihat track record dari masing-masing klinik.

Pasien selanjutnya, Septrianti. Dia pasien Kepala ASHA IVF Indonesia dr. Ali Mahmud, SpOG., Subsp. FER. Dia datang dengan menggendong anak perempuannya. Dia menerangkan bahwa perjuangannya menantikan buah hati sudah dilakukan hingga pernikahannya menyentuh angka lima tahun.

Wanita yang kini menetap di Surabaya karena mengikuti suaminya itu menyebut bahwa dalam penantian banyak faktor eksternal yang juga menguji kesabarannya beserta suami. Mengingat anak adalah anugerah yang banyak didambakan oleh banyak pasangan di masyarakat.

BACA JUGA: Program Bayi Tabung di Tanah Air (2): Biaya Masih Tinggi, 4 Juta Pasangan Tak Bisa Ikut Program

Pada awal mula masa pernikahan, Septrianti merasa masih tetap bisa nyaman meskipun belum dikaruniai anak. Akan tetapi, setelah beberapa tahun berlalu, dirinya mulai gelisah sebab masih belum memiliki keturunan.

Ia telah mencoba berbagai cara tradisional hingga modern. Ketika memutuskan mencoba program bayi tabung pun tak langsung berhasil. Dirinya kala itu merasa bahwa program pertamanya pasti berhasil karena ia termasuk masih dalam usia subur untuk memiliki keturunan.
Ribuan peserta yang menghadiri acara Doa Akbar Pejuang Dua Garis yang diselenggarakan oleh ASHA IVF Indonesia di Grand Ballroom As Shofa Masjid Al-Akbar Surabaya, Minggu, 5 Agustus 2024. -Vrisca Sheilla-Harian Disway

Akan tetapi, takdir berkata lain. Kegagalan yang mereka alami itu cukup membuat suaminya merasa seolah kehilangan harapan. Di satu sisi, Septrianti hendak bangkit untuk terus berusaha, tapi di sisi lain, suaminya cukup terpukul atas kegagalan yang mereka alami.

BACA JUGA: Perbedaan Tak Jadi Penghalang di Masjid Al Akbar Surabaya, Salat Tarawih Perdana Tembus 15 Ribu Jamaah

Meskipun rasa lelah termasuk dalam perkara emosional itu ada, ia tak ingin kehilangan harapan. Septrianti berusaha memotivasi diri dengan terus menggantungkan harapan kepada Allah.

Salah satu contoh keyakinan yang ia terapkan pada saat itu adalah dengan mengatakan “Allah pasti kasih, Allah pasti kasih” di dalam usahanya. Septrianti lantas berusaha meyakinkan suaminya agar kembali berjuang mendapatkan keturunan melalui program bayi tabung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: