Relevansi Peningkatan Daya Saing Ekonomi Indonesia

Relevansi Peningkatan Daya Saing Ekonomi Indonesia

ILUSTRASI relevansi peningkatan daya saing ekonomi Indonesia.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA: Jokowi Pimpin Upacara Hari Lahir Pancasila di Blok Rokan Riau: Berharap Ekonomi Indonesia Berdikari dan Tak Lagi Bergantung ke Asing

Berkaitan dengan peringkat tersebut, pada 2024 pemerintah menerapkan kebijakan reformasi perpajakan, implementasi core tax administration system (PSIAP), kegiatan ekstensifikasi dan intensifikasi, serta sinergi dengan instansi atau lembaga lainnya telah dilakukan, dan cukup berhasil.

KONTRADIKSI PADA SEKTOR KEUANGAN

Bank Indonesia merilis data transaksi 19-20 Juni 2024 bahwa investor asing tercatat jual neto Rp 0,78 triliun terdiri atas jual neto Rp 1,42 triliun di pasar saham, beli neto Rp 0,45 triliun di surat berharga negara (SBN) dan beli neto Rp 0,19 triliun di sekuritas rupiah Bank Indonesia (SRBI). 

Walaupun SRBI meningkat, peningkatannya tidak sebanding dengan nilai saham yang dilepas investor asing. Derasnya capital outflow di pasar keuangan Indonesia menjadi kekhawatiran banyak pihak. Sebab, kondisi tersebut ikut membuat rupiah ambruk dan mengakibatkan pelemahan rupiah yang cukup tajam. 

Investor asing makin banyak keluar dari pasar keuangan domestik di tengah kuatnya perekonomian Amerika Serikat (AS). Data Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur bahwa Amerika Serikat menunjukkan fase ekspansif.

Pada sektor riil tecermin dari realisasi PMA di Indonesia pada kuartal I-2024 mencapai Rp 204,4 triliun, naik 15,5 persen dari periode tahun sebelumnya (yoy). Nilai tersebut setara 50,9 persen dari total realisasi investasi nasional sebesar Rp 401,5 triliun. 

Berdasar sektor usahanya, realisasi PMA terbesar pada tiga bulan pertama tahun ini adalah sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya senilai Rp 48,1 triliun.

Kemudian, yang masuk sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi Rp 47,9 triliun; sektor pertambangan Rp 42,3 triliun; sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran Rp 29,4 triliun; serta industri makanan Rp 29 triliun. Artinya, sektor riil masih berada di posisi aman meskiterjadi ketidakpastian di pasar sekuritas.

TANTANGAN DAN STRATEGI 

Ketidakpastian dalam relasi geopolitik antarnegara dapat memicu penurunan ekonomi global melalui konflik, perselisihan perdagangan, atau perubahan dalam dinamika politik internasional. Hal tersebut tentu akan berdampak pada kepercayaan pelaku pasar dan investasi. 

Fluktuasi nilai tukar mata uang memiliki dampak yang besar terhadap daya saing ekspor dan impor suatu negara. Perubahan secara tiba-tiba dapat memengaruhi nilai tukar dan mengakibatkan ketidakpastian dalam perdagangan internasional. 

Perubahan dalam harga komoditas global seperti minyak, logam, dan pertanian memiliki dampak yang signifikan pada ekonomi dunia. Itu dapat merugikan negara-negara yang sangat bergantung pada ekspor komoditas tertentu. 

Pemerintah harus memastikan pengoptimalan berbagai inovasi instrumen propasar, baik dari sisi volume maupun daya tarik imbal hasil, dan didukung kondisi fundamental ekonomi domestik yang kuat untuk mendorong berlanjutnya aliran masuk portofolio asing ke pasar keuangan domestik. 

Untuk menjaga posisi peringkat daya saing Indonesia, hal yang harus diperhatikan adalah Indonesia harus siap menghadapi tantangan global dan mampu memanfaatkan peluang yang ada. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: