Eko Yuli Irawan Tuntaskan Olimpiade Terakhir, Tapi Belum Ingin Pensiun

Eko Yuli Irawan Tuntaskan Olimpiade Terakhir, Tapi Belum Ingin Pensiun

Eko Yuli Irawan tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Sabtu, 10 Agustus 2024-Ragil Putri Irmalia-


OLIMPIADE Paris 2024: Eko Yuli gagal sumbang medali karena cedera.-NOC Indonesia-

Selain itu, Eko juga sudah tidak muda lagi. Pada 24 Juli yang lalu, Eko genap berusia 35 tahun. Seandainya berlaga di Olimpiade berikutnya, usia Eko sudah 39 tahun. Untuk itu, Eko memutuskan untuk tidak mengejar Olimpiade lagi.

BACA JUGA:Tragis! Eko Yuli Irawan berkaca-kaca Setelah Gagal Raih Medali Asian Games 2023, Ini Permintaan Maafnya

Hanya saja Eko belum ingin pensiun sebagai atlet. Eko masih akan berlaga di PON XXI Aceh-Sumatera Utara 2024. Ia turun bersama kontingen Jawa Timur. Eko akan tampil di kelas 67 kg.

"Makanya ini recovery dulu untuk PON. Makanya dicoba sekali lagi. Setelah PON mungkin, baru saya bener-bener sembuhkan (cedera) dulu lah. Kalau memang nggak mungkin (lanjut usai PON), mungkin stop," tutur Eko.

Eko Yuli Irawan tiba di Jakarta pada Sabtu, 10 Agustus 2024. Ia disambut oleh keluarga, pengurus PB PABSI, Kemenpora, dan Komite Olimpiade Indonesia.

BACA JUGA:Ambisi Eko Yuli Irawan Lolos Olimpiade Kelima

Meski masih terlihat raut kecewa di wajah Eko, Sekjen PB PABSI Djoko Pramono membesarkan hati anak asuhnya itu. Ia tetap bangga apapun hasil yang diraih Eko pada Olimpiade Paris 2024.


Cedera Paha Kanan Bikin Eko Yuli Kandas Merebut Medali di Olimpiade 2024-NOC-

"Saya bilang, tidak perlu malu. Karena di Indonesia, tidak atlet yang melebihi Eko. Empat Olimpiade (sebelumnya) dan selalu memberikan medali. Jadi, selamat datang, Eko," tutur Djoko dalam sambutannya.

"Semua orang tetap bangga dengan Eko. Semua orang harus tahu. Eko is still the best. Eko sudah lima kali (Olimpiade). Saya kira demikian, mari perjuangannya kita teruskan," lanjut pria berusia 82 tahun itu.

BACA JUGA:Gila! Rizki Juniansyah Rebut Emas Kedua buat Indonesia, Cetak Rekor Olimpiade dan Sejarah Besar!

Di Olimpiade Paris, medali emas dikuasai Li Fabin (Tiongkok), yang membukukan angkatan total 310 kg. Disusul Theerapong Silachai (Thailand) 303 kg yang menyabet perak. Perunggu menjadi milik Hampton Morris (AS) dengan 298 kg.

"Ikut Olimpiade itu susah. Ikut jadi Olimpiade, peraih medali, di atas itu, legenda. Ikut sekali saja susah. Eko dapat medali berkali-kali," papar Djoko. "Tapi ini Eko dengan kesederhanaan beliau dan dedikasinya. Dia manusia ajaib," pujinya.

"Saya berterima kasih kepada Eko yang sudah terus menerus membawa nama bangsa Indonesia di Olimpiade. Terima kasih sudah membuat kami merinding dan menangis. Terima kasih Eko," pungkasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: