PKM UWKS Kembali Gelar Kampoeng Oase, Kali Ini di Ondomohen

PKM UWKS Kembali Gelar Kampoeng Oase, Kali Ini di Ondomohen

Penyerahan mesin pelet dari UWKS kepada masyarakat Desa Ondomohen. -Angelita Ariko Pinkan-Liputan

HARIAN DISWAY – Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) menggelar pengabdian Masyarakat Kampoeng Oase. Kali ini berlokasi di Desa Ondomohen, pada Selasa, 13 Agustus 2024.

Kampoeng Oase kali ini memiliki tiga konsep utama. Yaitu pengelolaan maggot sebagai pakan, budidaya ikan zebra, dan budidaya tanaman herbal sebagai obat diabetes.

Kader Desa Ondomohen, Mus Moelyono mengucapkan terima kasih atas pengabdian yang dilaksanakan di desa tersebut. “Kami sebagai orang kampung di Surabaya ini begitu lega, karena masih diberi kepercayaan untuk hal-hal seperti ini,“ ujarnya.

BACA JUGA: PKM UWKS Di Kampoeng Oase Songo, Kelola Maggot dan Budikdamber Lele untuk Ketahanan Ekonomi

Desa Ondomohen terpilih menjadi Kampoeng Oase karena sudah memiliki pembudidayaan maggot sendiri. Maggot hidup yang dihasilkan memiliki kualitas yang sangat bagus.

Di samping itu, Dr.drh. Rondius Solfaine, MP., APVet selaku ketua PKM menyebutkan bahwa Desa Ondomohen adalah desa terbaik di Surabaya. Ini ditunjukkan dengan bukti nyata bagusnya tata kelola UMKM Desa Ondomohen.

Tiga konsep PKM ini memiliki dua output. Dari sisi perguruan tinggi berupa teknologi tepat guna, dan dari sisi masyarakat berupa produk yang dapat dikomersilkan.
PKM UWKS Kampoeng Oase Ondomohen pada Rabu, 14 Agustus 2024. -Angelita Ariko Pinkan-

BACA JUGA: FK UWKS Berikan Edukasi Osteoarthritis Kepada Lansia di Dukuh Kupang

Pihak UWKS menyumbang satu mesin pelet, benih ikan zebra, dan tumbuhan Tithonia diversifolia (kembang bulan). Untuk penyerahan ikan zebra akan diserahterimakan ke pihak desa pada sosialisasi berikutnya.

Rondius mengatakan bahwa pemilihan ikan zebra sebagai objek pengelolaan dikarenakan memiliki potensial untuk menjadi hewan coba perguruan tinggi. Kemudian untuk pengelolaan maggot, diolah menjadi pelet kering untuk memutar roda ekonomi masyarakat.

Sedangkan untuk tumbuhan herbal obat diabestes dipilih karena maraknya kasus diabetes yang terjadi di lingkungan sekitar. Dr. Dwi Haryanta, dosen dari Fakultas Pertanian, itu mengatakan dengan menggunakan tanaman herbal, masyarakat bisa mengonsumsi obat yang lebih alamiah, tidak toxic, dan lebih manjur. 

BACA JUGA: Tim UWKS Latih Warga Kampoeng Pintar Oase Tembok Gede Budidaya Ikan dalam Ember

Tiga hal yang berkesinambungan ini bisa memutar roda perekonimian dan meningkatkan sumber daya pada Desa Ondomohen. Ir. Adi Candra, S.Si., M.Si., selaku Pembina Kampoeng Oase betharap bahwa pengabdian masyarakat seperti ini bisa menjadi ajang bagi masyarakat dan pihak perguruan tinggi agar bisa untuk saling bersinergi demi kehidupan yang lebih baik.

*) Mahasiswa Magang Reguler di Harian Disway, Prodi Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Airlangga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: liputan wawancara