Di Persimpangan Jalan: Mundurnya Kishida Membuka Peluang bagi Oposisi untuk Guncang LDP?

Di Persimpangan Jalan: Mundurnya Kishida Membuka Peluang bagi Oposisi untuk Guncang LDP?

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengakhiri konferensi pers pada 14 Agustus 2024 di Tokyo, Jepang. Kishida mengumumkan niatnya untuk mengundurkan diri setelah masa jabatannya diwarnai berbagai skandal, termasuk pemakaman kenegaraan kontroversial manta--getty images

HARIAN DISWAY - Keputusan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida untuk tidak akan mencalonkan diri kembali sebagai ketua Partai Demokrat Liberal (LDP) mengejutkan banyak pihak. LDP kini berada di persimpangan jalan di tengah berbagai tantangan besar yang dihadapi Jepang. 

Keputusan Kishida ini memicu spekulasi tentang siapa yang akan menggantikannya, dengan beberapa anggota LDP yang sudah mulai mengajukan diri untuk menjadi pemimpin partai dan negara, bahkan sebelum pengumuman Kishida pada Rabu lalu.

Pemilihan ketua LDP dijadwalkan terlaksana sebelum akhir September, dan pemenangnya akan menjabat selama  tiga tahun untuk mencoba membangkitkan kembali kejayaan partai dan memenangkan pemilihan umum berikutnya.

"Kishida telah berjuang keras dalam jajak pendapat publik selama beberapa waktu lalu, dan jelas terlihat bahwa ia berada di bawah tekanan, namun, pengumumannya tetap mengejutkan karena waktu yang dekat dengan pemilihan ketua partai," kata Hiromi Murakami, profesor ilmu politik di Temple University, Tokyo.

Dukungan publik terhadap Kishida memang mengalami sedikit kenaikan pada akhir Juli sebesar 2,4% menjadi 24,6%  dalam jajak pendapat Kyodo News. Sementara jajak pendapat Jiji Press menempatkan tingkat dukungannya pada 15,5% pada awal Juli.

BACA JUGA:Korsel Tebar Anjing Pelacak Tangkal Kutu Busuk dari Olimpiade Prancis 2024

LDP telah terluka parah oleh beberapa skandal sejak Kishida menjabat pada Oktober 2021,  terutama atas hubungan dekatnya dengan Gereja Unifikasi yang kontroversial yang baru terungkap setelah pembunuhan mantan Perdana Menteri Shinzo Abe pada Juli 2022.

Skandal terbaru adalah kasus dana gelap yang melibatkan beberapa anggota partai, telah merusak citra LDP secara signifikan.

“Waktunya mungkin mengejutkan karena sangat dekat dengan pemilihan pimpinan partai. Namun, jika kita mempertimbangkan skandal LDP dan rendahnya tingkat dukungan Kishida, maka jelas bahwa ini adalah momen kritis bagi partai dan mungkin Kishida menyadari bahwa LDP membutuhkan perubahan yang lebih radikal jika ingin memenangkan pemilihan berikutnya,” kata Murakami.

Sebagai langkah pertama untuk memberi kesan kepada publik bahwa LDP telah berubah, saya telah memutuskan untuk tidak mencalonkan diri dalam pemilihan presiden,” kata Kishida dalam konferensi pers.

Kishida menambahkan bahwa anggota partai harus “bekerja sama” di bawah pemimpin berikutnya untuk memulihkan kepercayaan publik dan mengatasi masalah utama yang dihadapi Jepang, termasuk angka kelahiran yang menurun, populasi yang menua, tantangan ekonomi, dan kemampuan pertahanan.

BACA JUGA:Diprotes Gara-Gara Air Limbah Nuklir, Jepang Akan Rutin Uji Tes Air Laut Di Sekitar PLTN Fukushima No 1

Menurut Yoichi Shimada, profesor hubungan internasional di Universitas Prefektur Fukui, kondisi ini membuat kepemimpinan Kishida di LDP menjadi semakin sulit dipertahankan. Oleh karena itu, partai perlu bergerak “dengan cepat dan tegas” untuk memilih pemimpin baru.


Sanae Takaichi, Menteri Keamanan Ekonomi Negara yang dikenal berhaluan keras, juga disebut-sebut sebagai kandidat potensial--getty images

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: