Wabah DBD di Indonesia Capai Angka Kematian Tertinggi se-ASEAN

Wabah DBD di Indonesia Capai Angka Kematian Tertinggi se-ASEAN

--

HARIAN DISWAY – Organisasi Kesehatan Dunia World Health Organization (WNO) PBB mencatat bahwa pada awal tahun 2024 Indonesia mengalami peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).

Tercatat ada 88.593 kasus terkonfirmasi demam berdarah dengan 621 akibat kematian penyakit ini. Data tersebut menunjukkan peningkatan tiga kali lipat dibandingkan periode waktu yang sama di tahun 2023. 

Pembahasan mengenai DBD ini dipaparkan pada Expert forum on Dengue Prediction, Prevention, and Control yang diselenggarakan oleh The Centre for Environment and Population Health (CEPH) Universitas Griffith, Brisbane, Australia, dengan pembicara Prof. Tjandra Yoga Aditama.

BACA JUGA:Hari Demam Berdarah Dengue ASEAN 15 Juni: Sejarah, Tema, Cara Pencegahan DBD

Kemudian, Professor Patricia Dale dari Universitas Griffith, Dr. Jonathan Darbro yang merupakan Presiden/Ketua dari Mosquito Control Association of Australia , dan Professor Qiyong Liu dari China CDC.

Sementara itu, data Kementerian Kesehatan menunjukkan hingga bulan Juni 2024 sudah tercatat 131.501 kasus DBD dan 799 kematian. Bahkan suspeknya (individu yang diduga terinfeksi) mencapai jumlah 392.888 jiwa. 


Nyamuk Aedes aegypti penyebab deman berdarah --Canva

BACA JUGA:7 Bulan Mewabah, Nias Selatan Nyatakan Darurat Wabah DBD dan Malaria

Prof Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan, berdasarkan data dari ASEAN, negara Indonesia pada periode 1 Januari sampai 1 Mei 2024 menunjukkan total 219.109 kasus demam berdarah dengan total 774 kematian. "Artinya, angka kematian (jumlah kematian dibagian jumlah kasus)/Case Fatality Rate (CFR) sebesar 0,35 persen," paparnya.  

"Sedangkan angka kematian (CFR) kita menunjukkan yang paling tinggi di ASEAN, yaitu 0.70 persen. Data CFR Malaysia adalah 0,08%, Thailand 0,1%, Filipina 0,32%, Kamboja 0,34%, Vietnam 0,01% dan bahkan Singapura angka CFR nya hanya 0.0%," imbuhnya. 

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof. Tjandra Yoga Aditama pun menyampaikan bahwa pada tanggal 15 Juni 2011 (13 tahun yang lalu) di Museum Nasional Jakarta telah dicanangkan Hari Demam Berdarah ASEAN yang masih diperingati setiap tahunnya di seluruh negara ASEAN hingga sekarang ini. 

Acara ini diawali dengan Konferensi Dengue ASEAN pada 13 dan 14 Juli 2011, dengan hasil Jakarta Call for Action on the Control and Prevention of Dengue yang menjadi acuan penanggulangan Dengue di kawasan ASEAN. "Kita tentu berharap agar di masa datang pengendalian Dengue kina dapat lebih baik lagi," jelasnya.(*)

 

*)Peserta Magang Reguler di Harian Disway, Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: