Kisah Traveller Perempuan dari berbagai Negara Kagumi Wisata Indonesia

Kisah Traveller Perempuan dari berbagai Negara Kagumi Wisata Indonesia

Kisah Traveller Perempuan dari berbagai Negara Kagumi Wisata Indonesia. Di Pura Tirta Empul semua ikut melukat. Yakni ritus pembersihan diri dan pikiran manusia menggunakan air yang bersumber dari kolam petirtaan.-Cornelia Nathalie-Harian Disway

Dari Yogya, mereka naik kereta menuju Banyuwangi. Menuju Gunung Ijen. Mereka menyaksikan kawahnya yang memesona. Untuk naik ke sana diperlukan stamina yang cukup. Pengelola jauh-jauh hari telah memperingatkan soal keamanan. 


Kisah Traveller Perempuan dari berbagai Negara Kagumi Wisata Indonesia. Di Gunung Ijen, Banyuwangi, semua merasakan pengalaman pertamanya. Dari destinasi wisata itu, mereka lantas menyeberang ke Pulau Bali.-Cornelia Nathalie-Harian Disway

BACA JUGA:Keseruan Museum Date yang Tren Dilakukan Para Pasangan Muda Masa Kini

Pengelola Liftlifetravel telah mengajukan ketentuan-ketentuan. Seperti tidak boleh mengenakan rok panjang, aksesoris, mengenakan sepatu gunung dan selalu berhati-hati ketika mendaki. 

Tapi justru yang paling kuat staminanya adalah peserta lansia berusia 71 tahun. Namanya Marjorie Craine Neilson, asal Amerika Serikat. Dia bukan seperti orang tua pada umumnya. Jika yang lain sudah terengah-engah, Neilson masih kuat mendaki. Bahkan melewati jalan setapak yang licin dan berbatu.

Di Gunung Ijen, Banyuwangi, mereka berfoto bersama. Itu adalah pengalaman pertama bagi semua peserta. Di ujung Pulau Jawa itu mereka diantar ke Pulau Bali. Menggunakan kapal penyeberangan.

BACA JUGA:Camping Asyik di Gazebo Wilis Sembari Menikmati Wisata Air Terjun Dolo

Mereka menuju Tampaksiring, Gianyar, kemudian singgah di Pura Tirta Empul. Di situ terdapat kolam pemandian dengan pancuran. Pura tersebut kerap digunakan untuk melukat. Yakni ritus pembersihan diri dan pikiran menggunakan air yang bersumber dari kolam petirtaan tersebut.

Para perempuan itu melakukan prosesi melukat. Khusyuk. Mereka merasakan keheningan dan sisi spiritual. Meski sebagian besar baru mengikuti prosesi itu pertama kali. Di Bali, mereka menginap di sebuah penginapan. Setiap pagi, Cornelia dan kawan-kawan mengadakan sesi inspirasi.

Para peserta diajak menentukan kata yang inspiratif. Ada yang memilih kata connect, stretch, encourage, dan menuliskannya di atas bulatan kayu. Kayu-kayu itu menjadi aksesoris yang disematkan di tas atau di pengait sabuk.

BACA JUGA:Ngebut dengan Banana Boat, Mencari Yang Seru di Pantai Dalegan Gresik

Dalam kegiatan yang diikuti, mereka mampu merekatkan kebersamaan. Saling melindungi dan menguatkan. Masing-masing menjadi teman curhat yang baik. Seperti saat ada seorang peserta, single parent, yang tiba-tiba rindu anaknya. 

"Kami semua memberi pelukan. Sebagai sesama perempuan, kita sering merasakan kerinduan yang sama. Apalagi saat sedang jauh dengan anak," ungkap Cornelia. Pengalaman itu menguatkan mereka. Menjadi sangat berharga. Meski mereka awalnya masing-masing tak mengenal satu sama lain. (Guruh Dimas Nugraha)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: harian disway