Singgung Pelanggaran TSM, Megawati: Beri Rakyat Kebahagiaan untuk Pilih Pemimpin
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri memberikan petuah panjang saat Pengumuman Bakal Calon Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah dari PDIP Tahap 3 --Youtube PDI Perjuangan
HARIAN DISWAY – Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri memberikan petuah panjang saat Pengumuman Bakal Calon Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah dari PDIP Tahap 3 pada Senin, 26 Agustus 2024 di kantor DPP PDI Perjuangan, Menteng, Jakarta Pusat.
Salah satu hal menarik dari pidatonya, ketika Presiden kelima Indonesia tersebut meninggung pelanggaran TSM (Terstruktur, Sistematif, dan Masif).
Megawati mengungkapkan betapa sangat berbahayanya sistem hukum yang melupakan etika, moral, terutama hati nurani. Terlebih jika sampai pimpinan negara sudah lupa diri.
"Orang yang tega melakukan TSM itu orang pengecut, tidak punya karakter," ketus Megawati.
Dia menambahkan jika sekirannya seluruh pemimpin menempatkan sikap kenegaraan, berbagai krisis konstitusional dan kecurangan TSM tidak perlu terjadi.
Sampai persoalan mendasar seperti kemiskinan ekstrim, stunting, rendahnya kualitas pendidikan, kenaikan harga pangan tidak terselesaikan sebab terlalu memikirkan hal tersebut.
BACA JUGA:Surya Paloh Berpotensi Jabat Ketua Umum DPP NasDem Lagi, Didukung 38 DPW Se-Indonesia
Pengumuman Bakal Calon Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah dari PDIP Tahap 3--Youtube PDI Perjuangan
‘‘Kok bangsanya sendiri dibegitukan, karena saya orang merdeka, bapak saya mengatakan kalau kita merdeka artinya bangsa kita merdeka dan saya merdeka,’’ lanjutnya.
Putri Soekarno tersebut juga menegaskan bahwa setiap warga negara memiliki kedudukan, hak yang sama di mata hukum. Oleh sebab itu, perlu menolong yang dibawah. Bagi para petinggi pemerintahan untuk memberikan rakyat kebahagiaan dengan bisa memilih pemimpinnya sendiri.
‘‘Megawati Soekarno Putri mengatakan kepada bagian dari pemerintahan RI, kalian adalah Bangsa Indonesia oleh sebab itu jangan kalian buat bangsa Indonesia yang lainnya untuk kami humiliate, tidak berperikemanusiaan,’’ tegas Megawati dengan nada tinggi.
BACA JUGA:Daftar ke KPU Hari Rabu, Eri-Armuji Bakal Diarak Ribuan Simpatisan
Terkadang antara keinginan dan kenyataan selaku jauh. Jadi, jika dperhatikan, dinamika politik ini dialektika.
Megawati bercerita, dia kemarin berkontemplasi bersama bapaknya, Ir.Soekarno. Bagaimana keadaan, serta apa yang dirasakan oleh presiden pertama Republik Indonesia tersebut. Megawati mengeluh, merasa seakan dimusuhi bangsa sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: