Mpox Mewabah, Negara-Negara Afrika Timur Ketatkan Pengawasan Lalu Lintas Orang

Mpox Mewabah, Negara-Negara Afrika Timur Ketatkan Pengawasan Lalu Lintas Orang

Seorang petugas kesehatan pelabuhan Perbatasan Kenya dan Uganda, Malaba.-Brian Ongoro-AFP

HARIAN DISWAY - Wilayah perbatasan di negara-negara tetangga Republik Demokratik Kongo (DRC) meningkatkan kewaspadaan dan langkah-langkah pencegahan seiring dengan penyebaran virus cacar monyet (monkeypox/mpox).

Baru-baru ini, kasus pertama tercatat di perbatasan Malaba. Pos perbatasan yang dilintasi lebih dari 2.000 truk setiap harinya ini adalah rute transit tersibuk di antara negara-negara Afrika Timur 

Pada tanggal 14 Agustus lalu, ketika jenis baru virus mpox clade 1b dinyatakan sebagai keadaan darurat kesehatan global oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), orang-orang di sekitar Afrika Timur menjadi khawatir.

Mereka mulai meningkatkan langkah pencegahan penularan mpox sejak itu.

BACA JUGA:WHO Kembali Menyatakan Mpox Sebagai Keadaan Darurat Kesehatan Masyarakat Global

Seperti yang dilansir Aljazeera, para pejabat kesehatan di Kenya dan Uganda mengatakan bahwa mereka telah meningkatkan pengawasan di sepanjang perbatasan.

Terdapat pemeriksaan suhu tubuh, imbauan untuk mencuci tangan, serta pemeriksaan lebih lanjut oleh petugas kesehatan bila ada seseorang yang menunjukkan gejala.

Pemeriksaan semacam ini bukanlah hal yang baru karena langkah-langkah tersebut juga telah diberlakukan selama pandemi Covid-19 sebelumnya.

Mpox menyebabkan gejala seperti flu dan lesi berisi nanah. Mpox bisa jadi mematikan dan dapat ditularkan melalui kontak dekat, termasuk hubungan seks dan sentuhan kulit ke kulit.

Selain itu, berbicara atau bernapas di dekat orang lain serta menyentuh benda-benda yang terkontaminasi juga bisa menularkan virus ini. 

BACA JUGA:Meningkatnya Kasus Mpox, Akankah Jadi Pandemi seperti Covid 19?

Sejauh ini, mpox clade 1b telah menginfeksi lebih dari 19.000 orang, sebagian besar di Kongo. Namun, baru-baru ini Burundi, Rwanda, Uganda, dan Kenya juga telah melaporkan kasus serupa.

Menurut otoritas kesehatan DRC, lebih dari 500 orang di telah meninggal akibat mpox sejak tahun lalu. Para dokter yang merawat pasien mengatakan bahwa clade 1b menyebar dengan cepat dan jauh lebih berbahaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: