Strategi Menkes Berantas Bullying di Kalangan Dokter: Akreditasi Lebih Ketat, Tidak Lagi Ditentukan Senior

Strategi Menkes Berantas Bullying di Kalangan Dokter: Akreditasi Lebih Ketat, Tidak Lagi Ditentukan Senior

--Parlemen TV

‘‘Apakah seniornya mau lulusin atau tidak, kalau dia ACGME, ini bener-bener dikontrol harus ada dokumen notebooknya. Misalkan ini kompetensi untuk operasi usus buntu, jadi dia dikasih kesempatan 10 kali usus buntu dilihat hasilnya,’’ terang Budi.

BACA JUGA:Terbukti dr Aulia, Dokter PPDS Undip, Di-Bully

Budi menambahkan jika rekaman hasilnya bagus, Elektronic Medical Record nya bagus, peserta didik tidak bisa tidak diluluskan. Itu akan dilakukan audit secara normatif.

Kemudian Budi menyebutkan banyak sekali contoh-contoh bagaimana cara menjaga sistem pendidikan yang baik dari ACGME.

‘‘Itu sebabnya sekarang kita undang, saya berharap nanti di pendidikan rumah sakit yang kita mulai tahun ini. Mekanisme akresitasi pendidikan klinis yang tadi pak Edy bilang mengerikan ini bisa bertahap kita perbaiki,’’ ujarnya.

Kemudian yang kedua, untuk yang eksisting. Menurut Budi, untuk yang eksisting diundang-undang diharuskan bahwa untuk menandatangani persetujuan dengan fakultas kedokteran untuk bisa membina bersama peserta didiknya dan program pendidikannya. 

‘‘Nah, sekarang itu yang sedang kita dorong, agar sesegera mungkin kejadian kerjasama ini bisa ditandatangani. Dan ini memang sulit tidak mudah, katakan di satu sisi kita ingin lebih jauh memasuki ranah atau bisa bersama sama lah ya untuk memastikan kualitas pendidikannya itu bener bukan berbasis senioritas tapi berbasis profesionalitas pendidikan yang biasa,’’ kata Budi.

 

*)Peserta Magang Reguler di Harian Disway, Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: