Terbukti dr Aulia, Dokter PPDS Undip, Di-Bully

Terbukti dr Aulia, Dokter PPDS Undip, Di-Bully

ementerian Kesehatan tengah menyiapkan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) untuk mencegah dan menangani praktik perundungan atau bullying di program pendidikan dokter spesialis (PPDS).-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Terbukti, dr Aulia Risma Lestari, 30, peserta PPDS Prodi Anestesi FK Universitas Diponegoro di RSUP dr Kariadi, Semarang, di-bully senior sehingga stres, lalu bunuh diri. Bukti ditemukan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. ”Sudah gamblang dia di-bully. Bukti hukum saya serahkan polisi,” katanya.

POLISI belum mengungkap kasus itu, malah Menkes Budi yang sudah menemukan bukti hukumnya. Sebab, menkes membentuk tim khusus untuk menyelidiki latar belakang Aulia sengaja menyuntik diri sendiri dengan Roculax satu ampul plus ampul kedua tersisa sebagian. Itu mengakibatkan Aulia tewas. 

Roculax adalah obat pelemas otot untuk pasien yang akan menjalani operasi. Obat itu biasa diberikan dokter sebelum pasien dibius (anestesi) menjelang operasi bedah.

BACA JUGA: Kontradiksi Kematian Dokter Aulia Risma Lestari

BACA JUGA: Dokter PPDS Undip Bunuh Diri, PB IDI Minta Ada Dukungan Kesehatan Mental Untuk Peserta PPDS

Aulia adalah dokter ASN di RSUD Kardinah, Tegal. Dia berprestasi sehingga dapat beasiswa mengambil program spesialis anestesi. Namanya Pendidikan Program Dokter Spesialis (PPDS) Prodi Anestesi FK Universitas Diponegoro di RSUP dr Kariadi, Semarang, pada 2022, atau sudah dijalani dua tahun.

Jenazah Aulia ditemukan di kamar kos Aulia di Lempongsari, Gajahmungkur, Kota Semarang, Senin, 12 Agustus 2024, sekitar pukul 23.00 WIB. Penyebabnya, dia menyuntik diri dengan Roculax.

Menkes Budi kepada wartawan, Rabu, 28 Agustus 2024, mengatakan, tim Kemenkes yang menyelidiki itu sudah menemukan aneka bukti. Chat Aulia dengan senior, chat Aulia dengan ayahanda, rekaman suara, buku harian. ”Semua sudah saya lihat. Korban di-bully senior. Bukti itu sudah saya serahkan ke polisi untuk ditindak lanjut,” ungkap Budi.

BACA JUGA: Dokter PPDS Undip Ditemukan Bunuh Diri, Menkes: Izin Dokter Pelaku Perundungan Bisa Dicabut

BACA JUGA: Viral Kematian Dokter PPDS Undip, Kampus Tegaskan Sudah Menerapkan Zero Bullying

Bukti-bukti tersebut, menurut Budi, sangat gamblang terjadi bullying.

Budi: ”Para peserta PPDS itu dipanggil senior, kemudian diarahkan, diintimidasi harus begini-begini. Kami dapat rekamannya, itu sudah ada semua. Udah gamblang.”

Budi tidak mengungkap detail semua bukti hukum itu. Bukti tersebut sudah ia serahkan ke polisi. ”Itu biarkan polisi yang beresin,” katanya.

Tapi, peserta PPDS yang seharusnya gratis sebagai beasiswa, juga terungkap, ternyata wajib membayar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: