Mengungkap Rahasia Bagaimana Penalaman Bermain yang Intens dalam Game Black Myth: Wukong
Yin Kai bekerja di bengkel penangkapan gerak di Shenzhen, Provinsi Guangdong, Tiongkok Selatan, 28 Agustus 2024. Dianggap sebagai game independen pertama buatan Tiongkok yang berbiaya tinggi, bervolume tinggi, dan berkualitas tinggi, --Xinhua
HARIAN DISWAY - Jutaan pemain game yang sedang diminati jutaan orang Black Myth: Wukong sedang menikmati pengalaman bermain yang intens. Dengan serangan ringan, serangan berat, menghindar, melumpuhkan, dan transformasi.
Selain itu game ini menggunakan kombinasi keterampilan dan kemampuan yang tak terbatas. Tapi ada satu pertanyaan. Di balik gerakan memukau ini, banyak yang mungkin bertanya-tanya bagaimana semua itu dapat dilakukan ya.
Sebagai salah satu game independen pertama buatan Tiongkok dengan anggaran besar, Black Myth: Wukong dikenal karena kualitasnya yang tinggi. Game ini memanfaatkan teknologi penangkapan gerak mutakhir dalam gamenya.
BACA JUGA: Debut Black Myth: Wukong yang Mengguncang Dunia Game, Berhasil Pikat Gamer Global
Pembuat game memasukkan seni bela diri nyata ke dalam dunia permainan. Dengan teknologi ini, aksi pemeran pengganti profesional yang mengenakan kostum khusus dengan titik-titik pemantul direkam dari berbagai sudut.
Teknologi yang disebut sebagai Computer Generated Imagery (CGI) inilah yang mendukung kerealistisan game ini. Data yang dihasikan oleh gerakan asli tersebut kemudian diproses menjadi data virtual dan ditampilkan pada karakter dalam game.
Yin Kai (kanan) dan seorang anggota kru penangkap gerak menonton tayangan ulang di sebuah bengkel di Shenzhen, provinsi Guangdong, Tiongkok Selatan, 28 Agustus 2024.--xinhua
Yin Kai dari Provinsi Shandong adalah salah seorang kru penangkap gerak dalam game. Yin bertanggung jawab atas sebagian besar aksi untuk tokoh utamanya. Karakter monyet yang terinspirasi novel klasik Tiongkok, Journey to the West, adalah peran yang ia mainkan.
BACA JUGA:Black Myth: Wukong, Debut Game Tiongkok, Banyak Dibela dari Penilaian Sinis
"Banyak orang bermimpi menjadi Raja Kera saat masih kecil. Karena saya berlatih seni bela diri dengan gaya tongkat kera, saya langsung menerima tawaran pekerjaan ini," kata Yin dalam sebuah artikel yang dirilis oleh China Media Group.
Yin, yang terinspirasi oleh bintang-bintang TV seperti Jackie Chan dan Jet Li, mulai berlatih seni bela diri sejak usia lima tahun. Ia mengambil jurusan pertunjukan seni bela diri di Universitas Olahraga Shanghai.
Membuat adegan pertarungan lebih menarik, baik dari segi teknis maupun artistik. Yin lalu dengan cermat menggabungkan berbagai elemen dari seni bela diri Tiongkok dan opera tradisional.
BACA JUGA: Black Myth: Wukong Laris Manis, Terjual 10 Juta dalam Tiga Hari
Ia juga menggunakan gerakan tubuh yang bernuansa untuk mengekspresikan berbagai aspek karakternya. Selain itu Yin memperhatikan gerakan yang menunjukkan sifat hewani dan kecerdasan protagonis permainan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: china daily