Serangan Rudal Rusia di Poltava Tewaskan 51 Orang, Ukraina Perlu Perkuat Pertahanan Udara

Serangan Rudal Rusia di Poltava Tewaskan 51 Orang, Ukraina Perlu Perkuat Pertahanan Udara

Jana Kulishova tidak dapat melarikan diri saat serangan rudal kedua diluncurka rusia--

HARIAN DISWAY - Sebanyak 51 orang tewas dan 271 lainnya terluka dalam serangan rudal yang dilancarkan Rusia di kota Poltava, Ukraina tengah. Serangan tersebut menghantam sebuah akademi militer dan sebuah rumah sakit di sekitarnya.

Angkatan Darat Ukraina mengkonfirmasi sejumlah personel militernya juga turut tewas dalam serangan tersebut.

Serangan yang terjadi pada Selasa pagi ini memicu kecaman internasional dan meningkatkan seruan agar Ukraina memperkuat pertahanan udaranya.

Menurut laporan dari Kementerian Pertahanan Ukraina. Masyarakat setempat tidak memiliki cukup waktu untuk mencari perlindungan setelah alarm serangan udara berbunyi. 

BACA JUGA:Gelombang Pengunduran Diri Menteri Ukraina: Perombakan Besar-Besaran di Tengah Krisis dan Tekanan Perang

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, dengan tegas menyebut Rusia sebagai "sampah.” Zelensky turut berjanji bahwa pihaknya akan menanggung akibat dari serangan ini. 

Zelensky juga kembali mendesak penambahan sistem pertahanan udara untuk memungkinkan Ukraina melindungi diri dengan melancarkan serangan rudal jarak jauh.

Seorang warga Poltava, Mykyta Petrov, seorang kadet berusia 26 tahun. Petrov baru saja mulai bertugas di Institut Komunikasi Militer Poltava. Ia memberikan kesaksian tentang momen-momen mengerikan saat serangan terjadi. 

BACA JUGA:Serangan Udara Terbesar Rusia, Tujuh Tewas dan Infrastruktur Ukraina Hancur

Serangan itu terjadi setelah pukul 09.00 waktu setempat pada Selasa pagi (06.00 GMT). Ia mengatakan rudal kedua menghantam hanya tiga detik setelah rudal pertama diluncurkan.

"Saya berlari keluar, asap dan debu ada di mana-mana… banyak orang di luar sedang merokok, dan banyak yang terbunuh…" ujar Petrov.

Petrov turut mengaku sangat terpengaruh secara psikologis oleh kejadian ini karena "terlalu banyak darah, terlalu banyak mayat," lanjutnya.

BACA JUGA:Rusia Klaim Kuasai Donbas, Ukraina Bertahan di Chasiv Yar, Eropa Timur Makin Panas!

Laporan sebelumnya dari blogger militer Rusia menunjukkan bahwa para kadet berkumpul untuk parade militer saat serangan terjadi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: bbc news