Serangan Rudal Rusia di Poltava Tewaskan 51 Orang, Ukraina Perlu Perkuat Pertahanan Udara
Jana Kulishova tidak dapat melarikan diri saat serangan rudal kedua diluncurka rusia--
Namun, Kementerian Pertahanan Ukraina membantah adanya parade tersebut. Mereka justru menegaskan bahwa para personel militer sedang dalam perjalanan menuju tempat perlindungan ketika rudal menghantam.
Jana Kulishova, seorang warga setempat yang berusia 30 tahun. Ia juga menjadi saksi dari serangan tersebut.
BACA JUGA:Pertempuran Sengit di Donetsk Ukraina, Pokrovsk Terancam Serangan Rudal Rusia
Kulishova terbangun oleh suara sirine serangan udara tetapi tidak sempat mencapai tempat perlindungan. Bagi Jana, serangan ini bersifat pribadi, karena suaminya saat ini bertempur di garis depan di wilayah Donbas.
"Tentara telah tewas di sini dan saya tahu masih ada tentara yang tertimbun reruntuhan. Istri mereka sedang menunggu mereka," tuturnya.
Oleksiy Goncharenko, seorang anggota parlemen Ukraina, mengecam waktu singkat antara sirine serangan udara dan pendaratan rudal yang hanya sekitar dua menit.
BACA JUGA:Serangan Mendadak Ukraina ke Rusia Selatan Membalikkan Keadaan Perang
"Bayangkan Anda berada di lantai enam sebuah gedung dan harus lari turun ke bawah. Apakah realistis jika Anda dapat melakukannya dalam waktu dua menit?" katanya.
"Bayangkan saja hidup ini dan seperti ini beberapa kali sehari. Kita tidak bisa terus seperti ini. Ini tidak adil,” ujarnya, seraya mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi kehidupan yang dihadapi warga Ukraina setiap harinya.
Di lokasi serangan, petugas pemadam kebakaran dan personel militer bergegas melakukan penyelamatan. Meskipun mereka menghadapi tantangan besar karena lokasi kejadian yang sangat sensitif.
Gubernur daerah Poltava, Philip Pronin, menyebut serangan ini sebagai "serangan Rusia yang licik dan sinis."
Ia juga mengungkapkan bahwa sekitar 15 orang diperkirakan masih terjebak di bawah reruntuhan. Sementara 10 bangunan tempat tinggal rusak akibat serangan tersebut.
Serangan ini memicu reaksi keras dari komunitas internasional. Ibu Negara Ukraina, Olena Zelenska, menyebut serangan ini sebagai "tragedi yang mengejutkan bagi seluruh Ukraina." pernyataan ini diunggahnya di platform media sosial X.
Dalam sebuah video di situs web kepresidenan Ukraina, Presiden Zelensky mengatakan Rusia akan bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: bbc news