AS Didesak Keluarga Aktivis Pro Palestina yang Terbunuh, Minta Lakukan Penyelidikan Independen

AS Didesak Keluarga Aktivis Pro Palestina yang Terbunuh, Minta Lakukan Penyelidikan Independen

Aktivis Pro Palestina Aysenur Ezgi Eygi yang terbunuh dalam aksi demonstrasi di Kota Beita, Tepi Barat pada Jumat, 6 September 2024. Pihak keluarga, ISM, hingga aparat Otoritas Palestina menilai Israel adalah dalang utama di balik kasus ini. -Anadolu Ajansi-www.aa.com.tr

Nafaa juga mengonfirmasi bahwa Eygi kemudian meninggal dunia.


Pelayat membawa jenazah warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel di bagian utara Tepi Barat yang diduduki, selama prosesi pemakaman kelompok di kamp pengungsi Jenin pada 6 September 2024. Pasukan Israel mundur dari Jenin di Tepi Barat yang diduduk-Nidal Ashtiyeh-AFP

Menanggapi kasus ini, pihak AS telah meminta rekan dekatnya, Israel, untuk menyelidiki pembunuhan Eygi.

Mereka juga menganggap kejadian ini sebagai fenomena tragis bagi perempuan yang memang aktif dalam menyuarakan keadilan itu.

Eygi sendiri merupakan anggota International Solidarity Movement (ISM) atau Gerakan Solidaritas Internasional.

Keluarganya menerangkan bahwa Eygi memang sosok yang vokal dalam mendukung hak warga Palestina.

BACA JUGA:Presiden Jokowi Diganjar Penghargaan Tertinggi Palestina Grand Collar Order of The State of Palestine

Disadur dari The New York Times, Eygi juga tercatat sebagai salah satu demonstran yang turut mengecam pembangunan pipa minyak melalui reservasi Standing Rock Sioux di North Dakota.

Menurut kawan Eygi, Juliette Majid, saat memutuskan untuk turun langsung di Tepi Barat, perempuan yang dianggap sebagai aktivis yang berpengalaman itu sudah mengetahui berbagai risikonya.

Majid juga menjelaskan, Eygi pernah menekankan kalau kematiannya sebagai aktivis pro Palestina merupakan kejadian yang sama yang dialami oleh sekian banyak korban dari genosida Israel atas Palestina.

Bersama masyarakat Kota Beita yang akhir-akhir ini menggelar demonstrasi mingguan, pada Jumat, 6 September 2024 lalu, Eygi turut mengecam aksi permukiman ilegal yang dilakukan Israel di Avaitar, spesifiknya di puncak Gunung Sbeih.

Tindakan yang dianggap melanggar hak kepemilikan tanah itu mendapat sokongan dari aparat sayap kanan Israel.

Artikel ini ditulis oleh Vrisca Sheilla, mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya, peserta Magang Regular di Harian Disway.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: