Biden Akhirnya Penuhi Laporan Strategi Ukraina yang Sudah Lama Ditunggu Kongres
Presiden AS Joe Biden dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy berjabat tangan saat pertemuan bilateral, dalam rangka peringatan 75 tahun NATO, di Washington, AS, 11 Juli 2024. -Leah Millis-REUTERS
HARIAN DISWAY - Pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengirimkan laporan rahasia kepada Kongres mengenai strateginya dalam perang di Ukraina. Informasi tersebut didapatkan dari tiga sumber seperti yang dilansir Reuters pada Senin, 9 September 2024.
Seorang ajudan kongres mengatakan bahwa laporan yang sudah lama ditunggu-tunggu tersebut telah sampai ke tangan para anggota parlemen pada Senin, 9 September 2024. Namun, kongres belum sempat meninjaunya.
Laporan tersebut telah dikirimkan. Sementara itu Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan untuk memberikan komentar. Kongres telah menyetujui hampir USD 175 miliar atau kurang lebih tiga triliun rupiah.
BACA JUGA: Serangan Rudal Rusia di Poltava Tewaskan 51 Orang, Ukraina Perlu Perkuat Pertahanan Udara
Juga bantuan militer untuk Ukraina dan negara-negara sekutu dalam waktu 2-1/2 tahun sejak invasi Rusia. Setelah berbulan-bulan tertunda, Dewan Perwakilan Rakyat yang dipimpin oleh Partai Republik meloloskan RUU pengeluaran tambahan.
Besarnya senilai USD 95 miliar atau 2 triliun rupiah pada April yang mencakup USD 61 miliar dalam bentuk dana untuk Ukraina. Selain itu mereka juga menggelontorkan miliaran untuk Israel, warga sipil di zona konflik di seluruh dunia.
Untuk melawan komunis Tiongkok di Indo-Pasifik. Sebagai bagian dari rancangan undang-undang tersebut, kongres meminta pemerintahan Biden untuk menyerahkan strategi terperinci untuk Ukraina pada awal Juni.
Dukungan Biden untuk Ukraina ini didukung Partai Demokrat dan anggota Partai Republik di Kongres. Namun, beberapa anggota Partai Republik mengkritik pemerintahan Biden karena membatasi bagaimana Ukraina dapat menggunakan peralatan AS.
BACA JUGA: Taktik Brutal Rusia: Eksekusi Tawanan Perang Ukraina Diungkap Lewat Rekaman Drone
Misalnya, dengan menolak memasok senjata yang dapat menyerang target-target yang berada jauh di dalam wilayah Rusia. Washington telah membatasi penggunaan senjata tersebut karena terbatasnya pasokan rudal.
Kurangnya alasan untuk menggunakannya karena sebagian besar pesawat Rusia berada di luar jangkauan dan karena takut hal itu akan meningkatkan konflik.
Beberapa minggu setelah tenggat waktu berlalu tanpa adanya laporan, beberapa anggota Kongres mengatakan bahwa mereka merasa frustasi dan akan mempertimbangkan untuk memblokir pendanaan lebih lanjut.
Dalam pernyataan yang dikirim melalui email ke Reuters pada akhir Agustus mengenai laporan tersebut, Senator Jim Risch mengatakan bahwa ia mendukung bantuan untuk Ukraina namun tidak melakukannya secara membabi buta.
BACA JUGA: AS-India Desak Rusia untuk Hentikan Serangan Udara ke Ukraina
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: reuters