Kata Nelayan Surabaya soal Reklamasi Kenjeran, Terancam Kehilangan Pekerjaan!
Potret para nelayan gotong royong menarik perahu milik salah seorang nelayan usai melaut ke daratan, pesisir Pantai Kenjeran, Surabaya pada Minggu, 15 September 2024.-Martinus Ikrar Raditya-Harian Disway -
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Rencana pembangunan Surabaya Waterfront Land masih menjadi polemik bagi warga di wilayah pesisir Kota Pahlawan. Diklaim dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, proyek tersebut justru ditolak nelayan.
Pesisir Pantai Kenjeran begitu riuh. Tepatnya di sekitar Taman Suroboyo. Sejak pagi hari, para pengunjung sudah memadati tempat tersebut.
Apalagi, pada Minggu, 15 September 2024. Akhir pekan, cuacanya pun cerah. Sangat mendukung buat berwisata.
Para pengunjung tampak asyik berjalan-jalan di bibir Pantai Kenjeran. Mereka lalu duduk di tempat yang tersedia, sambil menikmati semilir angin laut yang menyejukkan.
BACA JUGA:Ahli Pastikan Amdal Proyek Kenjeran Tidak Akan Dimanipulasi
BACA JUGA:Nelayan Keputih Tolak Audiensi AMDAL Reklamasi Kenjeran: Tidak Ada Manfaatnya untuk Kami
Aktivitas para nelayan yang hendak melaut atau usai melaut menjadi pemandangan para pengunjung. Itu juga menjadi daya tarik Pantai Kenjeran.
Wisata perahu yang dapat dinikmati pengunjung THP Kenjeran. -Teddy Insani-Harian Disway
Pengunjung juga bisa menaiki perahu wisata. Suguhan panorama tengah laut yang indah dan pemandangan jembatan Suramadu yang menjadi ikon Surabaya dan Madura lebih dekat.
Namun, terlepas dari keseruan di atas, rupanya ada hal yang membuat nelayan gusar. Yakni rencana pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Surabaya Waterfront Land (SWL).
Wacana proyek tersebut sebenarnya sudah santer dibicarakan sejak beberapa bulan lalu. PT Granting Jaya selaku operator proyek bahkan sudah melakukan sosialisasi AMDAL.
BACA JUGA:Kontroversi Reklamasi Kenjeran Berlanjut, PT Granting Jaya Tawarkan Kompensasi Buat Nelayan
BACA JUGA:Proyek Reklamasi Kenjeran Sudah Didesain, Nelayan: Lahan Pencaharian Kami Ditutup
Kendati demikian, proyek yang dikenal Reklamasi Kenjeran itu menimbulkan kontroversi. Berbagai penolakan diutarakan oleh kelompok akademisi hingga nelayan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: