Implementasi GRC, Gerakan Etis Filterisasi Tsunami Teknologi AI

Implementasi GRC, Gerakan Etis Filterisasi Tsunami Teknologi AI

ILUSTRASI implementasi GRC, gerakan etis filterisasi tsunami teknologi AI.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Munculnya beberapa risiko tersebut sebetulnya oleh beberapa ilmuwan yang pro-teknologi AI bisa dimitigasi. 

Pertama, penerapan aspek governance, yakni dengan mengimplementasikan tata kelola yang baik. Berupa penerapan kebijakan yang ketat dan selektif untuk memastikan bahwa source yang digunakan AI adalah akurat, relevan, dan sesuai dengan regulasi pemerintah dalam menjaga ranah privasi. 

Itu bisa mencegah AI membuat keputusan berdasar data yang salah atau bias. Pun, harus memastikan transparansi algoritma, bahwa algoritma AI yang digunakan dapat diaudit dan dipahami oleh manusia. Transparansi itu sangat penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi potensi bias atau kesalahan dalam sistem AI. 

Kedua, mitigasi dengan diterapkannya aspek risk, yaitu dengan melakukan identifikasi dan seleksi risiko, terutama dengan melakukan penilaian risiko yang menyeluruh terhadap implementasi AI. Termasuk potensi ketergantungan yang berlebihan dan dampak negatif terhadap tenaga kerja manusia. 

Pemantauan dan pengendalian wajib dilakukan. Caranya, melakukan pengembangan mekanisme untuk terus memantau kinerja AI dan memastikan bahwa sistem itu beroperasi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. 

Ketiga, implementasi mitigasi risiko yang berupa penegakan unsur compliance, yaitu dengan memastikan kepatuhan terhadap regulasi tanpa pilih kasih. Bahwa siapa pun, institusi bisnis mana pun, harus memiliki etika dalam menggunakan AI. 

Pentingnya memiliki kode etik yang ketat untuk menggunakan AI. Sehingga bisa dipastikan bahwa teknologi itu digunakan dengan cara yang bertanggung jawab dan tidak melanggar hak asasi manusia.

Dengan demikian, dalam dunia bisnis yang memiliki ketergantungan tinggi pada AI, penerapan GRC (governance, risk, and compliance) adalah elemen penting dalam mengatasi risiko keteledoran dan memastikan bahwa teknologi AI digunakan secara etis dan bertanggung jawab. 

Elemen GRC dalam aspek implementatif di semua perusahaan dapat memastikan bahwa user tidak hanya menggunakan teknologi AI, tetapi juga memanfaatkan potensi penuh dari AI untuk mencapai tujuan bisnis yang berkelanjutan dan berkemajuan bagi peradaban manusia, baik era saat ini maupun di masa mendatang. (*)


*) Sukarijanto adalah pemerhati kebijakan publik dan peneliti senior di Institute of Global Research for Economics, Entrepreneurship & Leadership dan kandidat doktor di Program S-3 PSDM Universitas Airlangga.

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: