Pilkada Sudah Dekat, Kenali 7 Jenis Hoax yang Tersebar di Internet

Pilkada Sudah Dekat, Kenali 7 Jenis Hoax yang Tersebar di Internet

Ilustrasi kotak suara-Istimewa-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - 27 November nanti akan diadakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di Indonesia. Politikus berbondong-bondong mencari suara. Tentunya buzzer-buzzer mulai berisik. Bahkan terhitung mengusik karena bikin cemas masyarakan dengan bertebarannya hoax.

Berselancar di dunia maya makin was-was. Karena takut informasi yang didapat kurang jelas dan tak akurat. Dan mungkin kita sudah mengenal hoax tetapi belum akrab dengannya. Hoax banyak jenisnya dan memiliki kualifikasi yang berbeda-beda.

Pilkada pasti jadi sasaran empuk untuk menebar jaring misinformasi melalui hoax. Sehingga sangat penting untuk kita meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang hoax jelang Pilkada. Nah, ini dia 7 jenis hoax yang harus kita kenal saat berselancar di internet.

  • Satir atau Parodi

Umumnya konten satir adalah ungkapan sindiran terhadap fenomena tertentu. Biasanya konten seperti ini sering kita temukan saat berselancar di media sosial. Berbentuk gambar atau video konten satir ini umumnya dijuluki sebagai meme.

Sebenarnya konten seperti ini tidak memiliki maksud untuk membuat orang terkecoh pada informasi yang salah. Malah biasanya konten satir selain untuk menyindir tetapi juga dimaksudkan sebagai humor. Namun, terkadang beberapa orang salah mengartikan satir sebagai informasi yang benar.

BACA JUGA:Tangkal Hoax Pilkada, Mafindo Gelar Sosialisasi di Untag Surabaya

BACA JUGA:Bawaslu Sebut Prabowo Gibran Paling Banyak Diserang Hoax, Nusron Wahid: Masyarakat Sudah Cerdas Memilah Informasi

  • False Connection (koneksi yang salah)

Hoax yang satu ini seringkali kita jumpai ketika berselancar di artikel-artikel media online. Judul dan gambarnya tidak sesuai dengan isi artikel. Kalau netizen menyebut hal ini sebagai clickbait. Dan hoax ini cukup menyebalkan karena pembaca terkadang berharap membaca informasi yang bermanfaat, malah dapat informasi yang kurang tepat.

  • Misleading Content (konten menyesatkan)

Kalau dalam ilmu komunikasi biasanya hal ini disebut framing. Tentunya kalau secara harafiah framing dilakukan dengan menggunakan etika jurnalistik yang baik dan benar. Namun, berbeda dengan hoax misleading content. Biasanya konten hoax yang satu ini tidak menampilkan seluruh informasi untuk menggiring opini.

Biasanya konten-konten hoax seperti ini menyasar pembaca atau penonton untuk marah atau sedih. Sehingga kemudian pembaca atau penonton akan kesal atau iba terhadap sosok yang sedang dibingkai. Dan isi informasi yang ada di dalamnya biasanya sangat mendukung atau menyudutkan sosok tersebut.

BACA JUGA:Bagas Iman Waluyo, Caleg Generasi Z Ajak Anak Muda Tak Termakan Hoax

BACA JUGA:Buntut Perang Israel vs Hamas, Platform Medsos X Kebanjiran Berita Hoax

  • False Content (konten yang salah)

Kalau konten hoax yang ini biasanya berisikan informasi yang salah. Misalnya seperti kebakaran di lokasi A tetapi dikabarkan bahwa terjadi kebakaran di lokasi B. Konten hoax semacam inilah yang biasanya digunakan oknum tidak bertanggung jawab untuk menggiring opini penonton atau pembaca.

  • Imposter (konten tiruan)

Seperti namanya konten tiruan digunakan untuk menipu. Contoh konten tiruan seperti data palsu dengan kop surat instansi. Struk pengiriman uang yang dipalsukan dengan diubah dan masih banyak lagi. Fokus konten ini adalah mengelabui pembaca atau penonton agar mempercayai bahwa kebohongan tersebut adalah fakta.

  • Konten yang Dimanipulasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: