KPPU Sebut Dua Hal Ini Sebabkan Tiket Pesawat Masih Mahal
Dalam rangka mendukung pengembangan bahan bakar pesawat yang rendah emisi, PT Pertamina kini berencana untuk mengembangkan bisnis bahan bakar Sustainable Aviation Fuel (SAF).-Pertamina-
Selanjutnya, penyediaan avtur harus multiprovider, yang sudah disampaikan kepada Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan.
Jika ketentuan ini diperbaiki, diharapkan harga avtur dan tiket pesawat akan turun signifikan.
"Kemarin saya sampaikan lagi ada beberapa hal ketentuan yang harus diperbaiki. Kalau itu bisa diperbaiki maka ada penurunan (harga) avtur yang cukup signifikan, yang turut berdampak pada penurunan harga tiket," katanya.
BACA JUGA:Luhut Cetuskan Ide Bahan Bakar Pesawat Pakai Olahan Minyak Jelantah
Namun, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia membantah bahwa harga avtur di Indonesia adalah yang termahal di ASEAN.
PT Pertamina Patra Niaga, sebagai penyedia avtur, juga menegaskan bahwa harga avtur yang dijual sudah kompetitif dan sesuai aturan pemerintah.
Pada September 2024, harga avtur di Indonesia tercatat Rp13.211/liter, lebih rendah dibandingkan harga di Singapura yang mencapai Rp23.212/liter.
"Harga publikasi Avtur di Indonesia bisa dikatakan cukup kompetitif. Nilai kompetitif harga publikasi avtur milik Pertamina juga setara dan lebih rendah. Bia dibandingkan dengan harga publikasi per liter di negara yang memiliki kemiripan lanskap geografis," ujar Corporate Secretary Heppy Wulansari, pada awal September lalu.
Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan bahwa harga avtur bukan satu-satunya penyebab mahalnya tiket pesawat.
Pemerintah telah membentuk Komite Supervisi Harga Tiket Angkutan Penerbangan Nasional. Untuk mengevaluasi berbagai komponen biaya yang membentuk harga tiket, dan diharapkan hasil evaluasi ini segera selesai.
Dengan demikian, langkah-langkah yang sedang diambil pemerintah dan KPPU diharapkan mampu menurunkan harga tiket pesawat di Indonesia dalam waktu dekat.
*) Elsa Amalia Kartika Putri, Mahasiswi Politeknik Negeri Malang, Mahasiswi Program Magang Regular Harian Disway
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: cnbc news