Ujian Disertasi Terbuka Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Universitas Airlangga: Kualitas SDM Kunci Menyongsong Indonesia Emas 2045
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan materi disertasinya yang berjudul Transformational Leadership and Human Resources Orchestration towards Indonesia Emas 2045.-Boy Slamet-
BACA JUGA:AHY Gebuk Mafia Tanah di Grobogan dan Semarang, Selamatkan Potensi Kerugian Rp 3,41 Triliun
BACA JUGA: Menteri AHY: Sertifikat Tanah Wakaf Harus Diprioritaskan
Untuk memastikan pengembangan transformasi ekonomi pada jalurnya, Indonesia niscaya membutuhkan kepemimpinan yang transformatif.
Kepemimpinan transformasional dituntut untuk mampu mengilhami para pengikutnya agar senantiasa berkomitmen pada visi dan sasaran organisasi, memberikan tantangan kepada mereka untuk menjadi pemecah masalah yang inovatif, dan mengembangkan kapasitas pengikutnya melalui pembinaan, bimbingan, dan penyediaan tantangan dan dukungan.
Berbeda dengan kepemimpinan transaksional yang lebih menekankan pada sikap membimbing dan memotivasi pengikutnya dengan memberikan penghargaan atas hasil kerja mereka, kepemimpinan transformasional adalah pemimpin yang lebih banyak memberikan motivasi kepada bawahannya untuk bekerja secara maksimal dalam mencapai tujuan organisasi atau dalam skala lebih besar: bangsa.
BACA JUGA: Dari Tanah ke Investasi: Menteri AHY dan Pemberantasan Mafia Pertanahan
BACA JUGA: 100 Hari Jadi Menteri, AHY Andalkan Sertifikasi Tanah Elektronik
Dalam jawabannya, AHY menyatakan bahwa transformasi ekonomi ke depan, Indonesia harus menaruh perhatian pada kelestarian lingkungan hidup dan keadilan. Industrialisasi dan pembangunan seyogianya tidak dikembangkan dengan menafikan kepentingan rakyat, terutama masyarakat di sekitar lokasi proyek.
Tidak mungkin Indonesia mampu mewujudkan diri sebagai negara yang sejahtera dan berkeadilan jika tidak didukung sikap empatif pemimpin dan kebijakan yang benar-benar pro kepentingan rakyat.
Dalam mengelola negara, menurut AHY, yang dibutuhkan ibaratnya adalah seorang dirigen yang mampu mengorkestrasi seluruh potensi yang dimiliki secara harmonis. Dalam proses pembangunan, tidak mungkin semua sektor dikembangkan dengan dukungan fiskal yang sama. Ibarat orkestra, tidak mungkin semua alat musik diberi porsi untuk bersuara yang sama.
Dibutuhkan harmoni dan kepentingan bersama yang menjadi dasar untuk memutuskan apa yang seharusnya menjadi prioriats dan mana yang menjalankan peran sebagai penyangga.
Dalam disertasinya, AHY menyatakan, ada dua orkestrasi yang penting dikembangkan bangsa Indonesia menyambut Indonesia Emas 2045.
Pertama, bagaimana menyelaraskan pendidikan dengan kebutuhan industri melalui kemitraan akademisi-industri yang kuat.
Kedua, bagaimana kita mampu memobilisasi para pemangku kepentingan melalui ekosistem pendidikan yang fleksibel, yang difasilitasi kepemimpinan pemerintah yang benar-benar kuat.
HUMBLE
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: