IPI Kota Surabaya Gelar Seminar Nasional dan Musda: Refleksi Literasi dan Regenerasi Kepemimpinan

ILUSTRASI IPI Kota Surabaya Gelar Seminar Nasional dan Musda: Refleksi Literasi dan Regenerasi Kepemimpinan.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
PERKEMBANGAN INFORMASI yang cepat dan masif menuntut pustakawan untuk senantiasa bersikap adaptif, kolaboratif, dan inovatif. Hal itulah yang diharapkan dalam Seminar Nasional dan Musyawarah Daerah (Musda) Ikatan pustakawan Indonesia (IPI) Kota Surabaya yang digelar pada Selasa, 23 September 2025, di convention hall gedung Siola lantai 4, Jalan Tunjungan Nomor 1–3, Surabaya.
Sesuai tema seminar, yaitu Refleksi Penebaran Literasi Informasi: Peran dan Aktualisasi Pustakawan, maka ini menjadi momentum penting bagi pustakawan untuk merenungkan peran dan memperbarui komitmen mereka dalam menyikapi perubahan masyarakat.
Dilihat dari tema seminar, sangat jelas bahwa acara itu mencerminkan adanya semangat agar pustakawan tidak sekadar berperan sebagai pengelola koleksi, melainkan agen literasi yang mampu menghadirkan pengetahuan ke tengah masyarakat.
BACA JUGA:Papan Bunga dan Pohon Hidup: Refleksi Penguatan Literasi Lingkungan
BACA JUGA:Literasi Digital, Solusi Cerdas untuk Menghadapi Hoaks dan Disinformasi
Selain seminar, acara itu juga menjadi kegiatan tiga tahunan untuk pembaruan kepengurusan IPI Kota Surabaya periode 2025–2028.
Acara yang dihadiri pustakawan-pustakawan sekolah, perguruan tinggi, dan praktisi perpustakaan itu dibuka secara resmi oleh Bapak Sunoto (Kabid Perpustakaan) yang mewakili kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kota Surabaya.
Sesi seminar menghadirkan Bapak Supratomo selaku ketua IPI Provinsi Jawa Timur, sebagai keynote speaker, dan narasumber Dessy Harisanty (dosen Fakultas Vokasi, Universitas Airlangga) serta Bambang Prakoso (ketua Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca/GPMB Jawa Timur).
BACA JUGA:Darurat Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kebahagiaan Gen Z
BACA JUGA:Urgensi Membumikan Literasi Keuangan, Cegah Galbay Pinjol
Dalam pemaparannya, Supratomo berpesan bahwa pustakawan tidak dapat bergerak sendiri, pustakawan perlu berhimpun, berkolaborasi, dan bersinergi dengan berbagai institusi mulai pemerintah, sekolah, perguruan tinggi, hingga komunitas masyarakat, untuk mewujudkan peningkatan minat baca dan literasi masyarakat.
STRATEGI MENUMBUHKAN MINAT BACA
Dalam presentasinya, Dessy Harisanty menegaskan bahwa menumbuhkan minat baca adalah tantangan besar sekaligus peluang emas bagi bangsa. Meski demikian, budaya membaca di Indonesia belum mengakar kuat.
Untuk itu, diperlukan sinergi antara pendidik, pustakawan, pemerintah, serta keluarga untuk menciptakan lingkungan literasi yang kondusif. Pendidik berperan sebagai teladan, motivator, fasilitator, dan kolaborator yang perlu menghadirkan pengalaman membaca yang menyenangkan dan bermakna.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: