Serangan Udara Israel di Lebanon Tewaskan 23 Orang, Termasuk 12 Perempuan dan Anak-anak

Serangan Udara Israel di Lebanon Tewaskan 23 Orang, Termasuk 12 Perempuan dan Anak-anak

Serangan Udara Israel di Lebanon Sebabkan pengungsi di desa Kristen di Lebanon utara berpindah tempat.-AFP-

HARIAN DISWAY - Serangan udara Israel menghantam desa Aito di distrik Zgharta, Lebanon utara, pada Senin, 14 Oktober 2024, menewaskan 23 orang, termasuk 12 perempuan dan dua anak-anak.

Dilansir dari Kantor Berita Nasional Lebanon, sebagian besar korban adalah pengungsi dari Lebanon selatan.

Elie Alwan, seorang penduduk desa Aito yang mayoritas penduduknya Kristen, memberikan perlindungan kepada keluarga Syiah yang mengungsi dari konflik di Lebanon selatan.

Ia percaya bahwa desa pegunungan tersebut aman. Namun, serangan udara Israel menghancurkan rumahnya, membunuh keluarga pengungsi yang tinggal di sana, dan melukai ibunya.

"Ini adalah pembantaian yang terjadi di rumah saya," ujar Alwan, pria berusia 42 tahun, yang masih terlihat trauma akibat insiden tersebut.

BACA JUGA:Ketua Majelis Syuro PKS Silaturahmi ke Rumah Prabowo, Bicarakan Cita-Cita Mendukung Kemerdekaan Palestina

BACA JUGA:PBNU Instruksikan Pembacaan Doa Qunut Nazilah untuk Palestina

Ini merupakan pertama kalinya desa Aito diserang oleh Israel, yang selama ini fokus menargetkan benteng Hizbullah di wilayah Lebanon selatan yang didominasi komunitas Syiah. Alwan menjelaskan bahwa gedung empat lantai tempat keluarganya dan para pengungsi tinggal hancur.

"Mereka adalah keluarga yang baik," kata Alwan, ayah dari empat anak, sambil menunjuk noda darah di antara puing-puing. "Saya menerima mereka sebagai teman."

Anggota parlemen lokal, Michel Moawad, yang dikenal menentang Hizbullah, mengklaim bahwa serangan tersebut mungkin menargetkan anggota kelompok militan pro-Iran.

Seorang pejabat keamanan, yang berbicara tanpa menyebutkan nama kepada AFP, mengatakan bahwa serangan itu terjadi sesaat setelah seorang pria tiba dengan mobil untuk mengunjungi keluarga pengungsi di gedung tersebut.

"Saya menyalahkan orang yang datang ke sini. Mengapa Anda menempatkan kami dalam situasi berbahaya seperti ini?" kata Alwan, yang kini terpaksa menyewa rumah di Chekka, sebuah kota pesisir beberapa kilometer dari Aito.

BACA JUGA:Persebaya Kirim Tiga Pemain ke Timnas Indonesia dan Palestina di Kualifikasi Piala Dunia 2026

BACA JUGA:Arab Saudi Pimpin Koalisi Global untuk Pendirian Negara Palestina

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: afp