Perincian Luka pada Jenazah Ibu Muda dan Bayi di Depok

Perincian Luka pada Jenazah Ibu Muda dan Bayi di Depok

ILUSTRASI Perincian luka pada jenazah ibu muda dan bayi usia 2 bulan di Depok.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA:Emosi, Bakar Suami sampai Mati

BACA JUGA:Perempuan Cemburu, Eksekusi Mati

Berarti, rata-rata, lebih dari 133 perempuan atau anak perempuan dibunuh setiap hari oleh seseorang dalam keluarga mereka sendiri. Pasangan intim atau mantan pasangan intim merupakan pelaku femisida yang paling mungkin, yang mencakup rata-rata 55 persen dari semua pembunuhan yang terkait dengan pasangan intim dan keluarga.

Kedua, femisida merupakan masalah setiap negara di dunia. Menurut laporan baru tersebut, pada 2022, di Afrika femisida tertinggi dengan perkiraan 20.000 korban. Diikuti 18.400 di Asia, 7.900 di Amerika, 2.300 di Eropa, dan 200 di Oseania.

Berdasar data tersebut, pada 2022, rata-rata ada 2,8 perempuan dan anak perempuan per 100.000 dibunuh oleh orang dekat mereka di Afrika, dibandingkan dengan 1,5 di Amerika, 1,1 di Oseania, 0,8 di Asia, dan 0,6 di Eropa.

BACA JUGA:Pemerkosa Anak Mati di Tahanan Depok

BACA JUGA:Suatu Pagi, Pembantaian Anak dan Istri di Depok

Di kasus Depok, polisi masih menyelidiki. Polisi berpedoman dan melakukan investigasi berdasar pengakuan SNA ke polisi di hari pertama pemeriksaan SNA sebagai saksi.

Urutannya sederhana, begini:

Kamis, 17 Oktober 2024, sekitar pukul 19.00 WIB, SNA tiba di rumahnya di Jalan Kesadaran 1, Kelurahan Pondok Petir, Kecamatan Bojongsari, Depok, Jawa Barat. Itu berupa rumah kontrakan berderet sepuluh unit. Rumah SNA bercat hijau nomor 6. Ia pulang kerja, kantornya di Jakarta Pusat. Jarak antara itu sekitar 30 kilometer, pada jam sangat macet jalur Jakarta–Depok.

SNA ke polisi: ”Waktu saya tiba di rumah, pintu (cuma ada satu) terbuka sedikit. Saya masuk, langsung ke kamar. Istri saya telentang di lantai bersama anak kami di sebelahnya.”

BACA JUGA:KDRT di Depok Ini Mirip Adegan Film

BACA JUGA:Suami Bacok Anak-Istri di Depok dalam Teori Konflik

Tidak ada darah di sekitarnya. Tapi, itu aneh. Sebab, di sebelah EO ada kasur jenis spring bed tanpa ranjang (kasur tergelar di lantai). Mengapa EO tidak tidur di kasur?

SNA membangunkan mereka, tapi mereka tidak bergerak. Ia bukan dokter atau paramedis sehingga tidak tahu, apakah EO dan SA sudah meninggal atau hidup. Maka, SNA berteriak minta tolong tetangga. Segera, para tetangga berdatangan, masuk ke kamar tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: