Merayakan Kebersamaan di Jazz Gunung Burangrang 2024
Jamaah Al Jazziyah berdendang ria saat Vina Panduwinata tampil di Jazz Gunung Burangrang, Sabtu, 19 Oktober 2024.-Salman Muhiddin/Harian Disway-Salman Muhiddin/Harian Disway
BANDUNG, HARIAN DISWAY - Jazz Gunung Burangrang 2024 sukses digelar dengan penuh semangat kebersamaan. Perhelatan ini menjadi momen istimewa untuk merayakan kehidupan, musik, dan keindahan alam yang menyatu dalam satu festival.
Berlangsung di Dusun Bambu, Bandung Barat, Jazz Gunung Burangrang 2024 mengusung konsep festival yang mengajak semua pihak untuk berinteraksi dan berkolaborasi, baik di atas panggung maupun di antara penonton.
Pembuka acara ini, La Moon bersama komunitas Jazz Ruang Putih, tampil memukau di panggung ‘Rongga Budaya’. Atmosfer kebersamaan semakin terasa ketika penonton diajak untuk berpartisipasi langsung melalui sesi jamming.
Konsep panggung yang bebas dan interaktif ini membuka ruang bagi para penikmat musik jazz untuk ikut menyumbangkan kemampuan bermusik mereka. Tidak heran, suasana semakin hangat dan penuh semangat.
BACA JUGA:Jazz Gunung Burangrang 2024, Sukses dengan Format Multi Panggung Perdana
BACA JUGA:Regenerasi Penonton di Jazz Gunung Burangrang: Saat Balita, Remaja, dan Oma-Opa Bersatu
Penyanyi jazz senior Benny Kartono juga menyumbangkan beberapa lagu yang menyihir penonton. Penampilannya yang energik diakhiri dengan kolaborasi bersama La Moon di panggung ‘Rongga Budaya’.
Usai tampil di sana, Jazz Gunung Burangrang 2024 berlanjut dengan pertunjukan di panggung Amfiteater ‘Gending Ngibing’, di mana grup musik Sokhi menyemarakkan suasana dengan musik yang ceria.
Suasana Jazz Gunung Burangrang di venue amfiteater, 19 Oktober 2024.-Salman Muhiddin/Harian Disway-Salman Muhiddin/Harian Disway
Pemandangan kota Bandung dari ketinggian dan udara sejuk semakin menambah magis momen ini. Penonton, yang awalnya duduk santai, mulai bergoyang mengikuti irama musik.
Sokhi tak hanya tampil sendirian, mereka mengundang Mahawaditra, vokalis jazz asal Bandung, untuk berkolaborasi membawakan lagu 'Cikini'. Penampilan mereka sukses menciptakan energi yang lebih meriah dan atraktif di panggung, membuat para penonton ikut terbawa dalam semangat pertunjukan.
Sementara itu, di panggung ‘Rindang Berdendang’, grup musik Sambasunda tampil dengan penuh dinamika. Kostum merah putih yang dikenakan para pemusik dan kebaya anggun dari vokalis mereka menambah nuansa tradisional Sunda dalam setiap elemen musik yang dibawakan.
Penonton pun ikut berdiri dan bergoyang jaipong saat lagu ‘Bambung Hideung’ dimainkan dengan sentuhan progresif, tetapi tetap mengedepankan suara khas kendang dan angklung.
Semangat kebersamaan di Jazz Gunung Burangrang juga tercermin dalam interaksi yang tercipta antara para musisi dan penonton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: