Dampak Negatif Screen Time pada Anak, Kenali Risiko Otak Brondong, Apakah Itu?

Dampak Negatif Screen Time pada Anak, Kenali Risiko Otak Brondong, Apakah Itu?

Apabila buah hati terlalu sering melihat layar smartphone, itu dapat berdampak ke otak mereka. Berikut dampak dari paparan screen time berlebihan. --iStockphoto

HARIAN DISWAY - Anak- anak yang lahir di zaman digital ini tentu akrab dengan screen time melalui gawai. Anak-anak itu terdampak di awal karena penggunaan gawai oleh orang tua atau orang dewasa di sekitar mereka.

UNICEF menyatakan bahwa orang tua kerap memberikan gawai kepada anak mereka saat orang tua akan melakukan pekerjaan yang lain. Memang cara itu dapat mengalihkan fokus anak.

Sehingga orang tua dapat melakukan aktivitas yang lain atau sekadar beristirahat. Namun, di balik itu, apabila buah hati terlalu sering melihat layar smartphone, itu dapat berdampak ke otak mereka. Berikut dampak dari paparan screen time berlebihan.

BACA JUGA: Mata Lelah Akibat Terlalu Lama Menggunakan Gawai? Bisa Jadi Anda Terkena Computer Vision Syndrome

Dampak dari Layar Media (Screen Time) Pada Anak:

Salah satu dampak anak yang terpapar layar secara berlebihan adalah kurangnya konsentrasi. Anak sulit fokus. Itu berdampak pada mental dan otak anak. Paparan screen time yang berlebih dapat membuat anak mengalami otak "brondong". 

Yakni istilah yang digunakan kepada anak yang kondisi otaknya terbiasa dengan layar media. Sehingga anak merespons suatu stimulus yang kuat dari tayangan. Ketergantungan anak pada layar media dapat menimbulkan masalah kesehatan serius.

Anak yang mengalami ketergantungan pada layar media dapat membahayakan pertumbuhan kognitif, linguistik serta sosial-emosional anak. Sebenarnya orang tua yang menjadi faktor kuat dari perilaku layar media anak.

BACA JUGA: Mengenal Computer Vision Syndrome, Mata Lelah Akibat Menatap Layar Gawai Terlalu Lama

Perilaku layar media anak tersebut didasarkan pada lama tidaknya anak di depan layar media, baik itu gawai, tablet, bioskop atau gambar bergerak lainnya. Ilmuwan otak terkemuka, Patricia Kuhl dalam eksperimennya menemukan fakta.
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa tidak ada waktu layar media (screen time) untuk anak di bawah dua tahun. --iStockphoto

Bahwa para bayi-bayi kecil belajar dari manusia bukan belajar dari mesin. Dengan eksperimen oleh Patricia Kuhl, World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa tidak ada waktu layar media (screen time) untuk anak di bawah dua tahun.

Waktu layar media yang berlebihan selain berdampak ke kesehatan, juga berdampak kepada kesehatan mental anak. Dunia siber atau dunia maya rentan akan kejahatan siber. Kejahatan siber tersebut antara lain perundungan.

BACA JUGA: Dampak Negatif dan Positif Anak Memegang HP dan Gawai Lainnya Menurut Kemenkes

Juga kekerasan siber (cyber bullying), pembajakan, dan tersebarnya informasi yang salah (hoax). Oleh karena itu, orang tua diminta untuk membatasi jam layar media anak.

Salah satu cara supaya orang tua dapat mengontrol layar media anak adalah dengan membatasi area bebas gawai. Selain itu, membatasi waktu anak untuk bermain gawai misalnya anak hanya boleh bermain gawai selama satu jam. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: