Presiden BEM FISIP Unair Akui Dapat Teror setelah Buat Karangan Bunga Satire

Presiden BEM FISIP Unair Akui Dapat Teror setelah Buat Karangan Bunga Satire

dari kiri M Rizaldi Mahendra Ketua Kementerian Politik dan Tuffahati Ullayyah Presiden BEM FISIP Unair.--Harian Disway/Vincentius Andito Dwijaya Bhakti

Mengenai penggunaan diksi yang dinilai kurang sesuai dan tidak mencerminkan budaya akademik, Tuffa menegaskan bahwa BEM tetap kritis, tegas, dan berani dalam pemilihan kata.


Tangkapan chat terror yang didapatkan Presiden BEM FISIP Unair--Harian Disway/Vincentius Andito Dwijaya Bhakti

Selain itu, Tuffa mengaku bahwa ia bersama anggota BEM lainnya sempat mendapatkan intimidasi setelah membuat karangan bunga satire tersebut. Intimidasi yang diperoleh berupa terror telpon, video call, spam chat, DM Instagram, dan sebagainnya.

"Saya akhirnya akan berkonsultasi dengan Layanan Unit Konsultasi dan Bantuan Hukum (UKBH) untuk menindaklanjuti dan meminta konsultasi apa tindakan yang perlu dilakukan berikutnya," ucapnya.

BACA JUGA:Sejarah dan Makna Peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928

BACA JUGA:Prabowo Minta Para Menteri Kejar Pembangunan IKN

Tuffa menyebut ada sekitar 5 nomor yang mengganggunya dengan pesan berisi glorifikasi program-program Jokowi, disertai ancaman dan doa-doa buruk.

Dirinya mengaku tidak terpengaruh oleh kejadian tersebut. Ia juga meminta anggota BEM FISIP yang menerima teror atau ancaman dari orang tak dikenal untuk segera melapor ke BPH BEM, yang akan meneruskan laporan tersebut ke Konsultasi UKBH dan Unair Help Center.

Jika teror tersebut mengarah pada pelecehan verbal, ia akan melaporkannya ke Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) Unair. Saat ini, sekitar 5 anggota BEM telah melapor menerima teror dari orang tak dikenal.

*)Mahasiswa Magang Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Airlangga

 

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: