Karier Politik Tom Lembong: Dari Orang Dekat Jokowi, Anies, Hingga Tersangka Korupsi

Karier Politik Tom Lembong: Dari Orang Dekat Jokowi, Anies, Hingga Tersangka Korupsi

Tom Lembong percaya bahwa peran politik Anies dalam gerakan perubahan akan didukung oleh banyak lapisan masyarakat di Indonesia. --Instagram @tomlembong

HARIAN DISWAY - Kejaksaan Agung (Kejagung) baru saja mengejutkan publik dengan pengumuman penetapan Tom Lembong sebagai tersangka dalam kasus korupsi impor gula periode 2015-2016. 

Anda sudah tahu, pria pemilik nama lengkap Thomas Trikasih Lembong kelahiran 4 Maret 1971 itu bukanlah orang sembarangan.

Tom adalah pengusaha berpendidikan Harvard yang sebelumnya dekat dengan sejumlah tokoh politik terkemuka. Mulai dari mantan Presiden Joko Widodo hingga Anies Baswedan.

BACA JUGA:Kronologi Kasus Korupsi Impor Gula Tom Lembong

Tom Lembong memulai karirnya di dunia perbankan, menjabat di perusahaan-perusahaan besar seperti Morgan Stanley dan Deutsche Bank. 

Pengalamannya membawanya ke posisi penting di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) pascakrisis 1998. 

Namun, jalur karirnya berubah drastis ketika ia memasuki dunia politik pada 2013. 

Kala itu, ia berperan sebagai penasihat ekonomi dan penulis pidato untuk Jokowi saat menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta. Bahkan hingga Jokowi ke Istana Presiden.

BACA JUGA:Tom Lembong Ditetapkan Sebagai Tersangka Korupsi Impor Gula, Ini Alasan Kejagung

Anda masih ingat sejumlah pidato Jokowi yang cukup menghebohkan. Misalnya, pidato "Game of Thrones" yang dibacakan Jokowi pada pertemuan Bank Dunia di Bali pada 2018. Termasuk pidato "Thanos" yang dibacakan Jokowi di Forum Ekonomi Dunia. 

Pidato-pidato Jokowi itu yang menulis adalah Tom Lembong. Setelah Jokowi terpilih menjadi presiden, Tom mendapat jabatan penting. 

Ia diangkat sebagai menteri perdagangan 2015-2016. Kemudian sebagai kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) 2016-2019. 

Namun, jalannya tidak selalu mulus. Tom Lembong tak bergabung lagi pada pemerintahan periode kedua Jokowi 2019-2024.

Setelah meninggalkan pemerintahan, ia bergabung dengan Anies Baswedan dan terlibat dalam kritik tajam terhadap kebijakan Jokowi, yang menarik perhatian publik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: