DPR Rapat Bareng Kementerian HAM, Bahas Usulan Anggaran Rp 20 Triliun

DPR Rapat Bareng Kementerian HAM, Bahas Usulan Anggaran Rp 20 Triliun

Ketua Komisi XIII Willy Aditya.-Parlementaria-

HARIAN DISWAY - Menteri HAM Natalius Pigai mendapat sorotan publik setelah menginginkan dana segar sebesar Rp 20 triliun untuk program kerjanya.

Permintaan itu pun menuai kontroversi dari berbagai kalangan. Dan langsung dibahas dalam rapat kerja bersama Komisi XIII DPR RI pada Kamis pagi, 31 Oktober 2024.

Anda sudah tahu, Pigai mengusulkan anggaran ambisius senilai Rp 20 triliun untuk membangun sejumlah hal. Salah satunya, mendirikan Universitas Hak Asasi Manusia (Unham), yang pertama dan satu-satunya di dunia. 

BACA JUGA:Menteri HAM Natalius Pigai Minta Anggaran Rp 20 T, Begini Tanggapan DPR

Dalam raker tersebut, Pigai juga memaparkan visi besar membentuk pusat studi dan laboratorium HAM sebagai benteng baru bagi hak asasi dan keadilan sosial di tanah air.

Ketua Komisi XIII DPR RI Willy Aditya mengatakan bahwa agenda rapat kali ini memang perkenalan anggota Komisi XIII dengan Kementerian HAM.

"Kami juga ingin mendengar beberapa rencana kerja nanti secara singkat dari Kementerian HAM," kata Willy membuka rapat.

Sebetulnya, raker tersebut dijadwalkan pada Senin, 28 Oktober 2024. Namun harus tertunda karena sejumlah hal.

Willy juga mengungkapkan bahwa dalam raker tersebut sempat membahas usulan Pigai terkait anggaran Rp 20 triliun.

BACA JUGA:Natalius Pigai Beri Klarifikasi Soal Anggaran Menteri HAM Minta Rp 20 T

Kementerian HAM kini menjadi salah satu dari 22 kementerian baru di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

Menteri HAM Natalius Pigai memiliki ambisi besar untuk memperkuat perlindungan hak asasi manusia di Indonesia. Salah satu gagasannya ingin mendirikan Universitas Hak Asasi Manusia (Unham), yang akan menjadi universitas HAM pertama di dunia.

Pigai meyakini bahwa Unham akan memberi kontribusi signifikan bagi penguatan HAM di tanah air. 

Namun, mantan Komisioner Komnas HAM ini menegaskan bahwa anggaran sebesar Rp 64 miliar tidaklah memadai untuk mewujudkan visi besarnya tersebut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: