Karier dan Feminitas: Dua Sisi Koin Perempuan Modern

Karier dan Feminitas: Dua Sisi Koin Perempuan Modern

Febrina Anastashia Sartio, Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.-Salman Muhiddin-Harian Disway

Pasangan yang mendukung impian dan karier perempuan adalah aset yang sangat berharga. Pria yang memiliki pola pikir modern, termasuk dalam hal kesetaraan gender, lebih cenderung menghargai ambisi dan potensi perempuan tanpa mengharapkan mereka untuk sepenuhnya berperan sebagai ibu rumah tangga.

Di Indonesia, meski terdapat tantangan budaya yang kuat, semakin banyak pria yang terbuka terhadap konsep perempuan mandiri. Mereka mengerti bahwa kesuksesan perempuan bukanlah ancaman, melainkan sesuatu yang dapat saling melengkapi.

BACA JUGA:Pembekuan BEM FISIP Unair: Ironi di Balik Seruan Etika Akademis Kampus

Dalam konteks itu, perempuan dapat berusaha mengejar mimpi mereka sambil tetap menunjukkan sifat-sifat feminin yang membuat mereka unik.

Perempuan memiliki keunggulan emosional yang luar biasa, termasuk kemampuan untuk bersimpati dan mendukung. Hal tersebut menjadikan mereka lebih kuat dalam menghadapi tantangan hidup.

Ketika perempuan dapat memadukan ambisi karier dengan sifat feminin, mereka tidak hanya menjadi individu yang sukses tetapi juga menjadi inspirasi bagi orang lain di sekitar mereka. 

Banyak sekali perempuan yang sukses dalam bisnis atau entrepreneur women yang tak hanya menjadi inspirasi di dunia pekerjaan. Tetapi, mereka benar-benar berhasil menjadi contoh untuk banyak perempuan di luar sana.

Sebagai mahasiswi semester tujuh yang mengikuti mata kuliah komunikasi dan gender, saya menyadari bahwa perjalanan menuju keseimbangan antara peran modern dan tradisional memang penuh rintangan. Namun, perempuan zaman sekarang memiliki banyak kesempatan untuk meraih apa yang mereka impikan.

Dengan menemukan pasangan yang memahami nilai kesetaraan dan saling mendukung, perempuan tidak hanya bisa berkarier tetapi juga tetap menjadi sosok yang feminin dan penuh kasih.

Dengan demikian, perempuan modern dapat mengukir identitas mereka sendiri—sebagai pribadi yang kuat, mandiri, dan tetap dapat mengekspresikan sifat feminin mereka.

Keseimbangan tersebut bukan hanya memperkaya kehidupan pribadi, tetapi juga berkontribusi positif terhadap masyarakat secara keseluruhan. (*)

*Febrina Anastashia Sartio merupakan mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, yang sedang menempuh mata kuliah komunikasi gender, di bawah bimbingan Dr. Merry Fridha Tri Palupi, M.Si.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: